Jumat, 28 Maret 2014

SURVIVAL : PENTINGNYA PERENCANAAN-PERSIAPAN DAN SURVIVAL KITS

PENGETAHUAN DASAR
DALAM SURVIVAL (3)

Membaca ulang coretan lama dan menyalin kembali dan menggabungkan beberapa tulisan lama yang berserakan dalam beberapa coretan lama yang terpisah-pisah, lalu mereview tulisan tersebut, mengedit, menyesuaikan dan menambahkan beberapa hal, terutama gambar dan revisi dibeberapa bagian dengan sumber : dari beberapa artikel, dari wikipedia dan dari manual guidance tentang survival yang dikeluarkan oleh dan untuk Tentara Amerika, memberi kesenangan tersendiri, seperti dibawa ke masa silam, dan merasakan kembali rasa yang dulu pernah memiliki dan sudah lama hilang, yaitu rasa hive saat menulis, walaupun dulu hanya sekedar membuat catatan yang dituang di selembar kertas atau dibuku harian. Menulis tentang artikel Survival, lumayan memeras otak dan mencoba untuk menolak lupa, banyak yang harus diedit dan disesuaikan, beruntung pernah ikut pelatihan dan pernah membuat catatan. sehingga masih bisa memahami dan sangat membantu merefresh memori....

Jakarta, 15 Maret 2014...

Sebagai seorang yang sering berinteraksi dengan alam, entah itu sebagai seorang Pecinta-Alam, Backpacker, Freelancer, Avonturir, ataupun penggiat Olahraga di Alam bebas, selalu memiliki resiko yang sangat tinggi, menghadapi keadaan yang membahayakan diri, seperti resiko kesasar, menghadapi binatang buas, cedera ringan maupun berat dan paling memilukan adalah menghadapi resiko kematian... Dikarenakan kondisi di alam bebas kadang tidak dapat diprediksi dan diduga apa yang akan terjadi didepan kita... Membuat sebuah perencanaan yang baik dengan mempersiapkan diri adalah salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi kondisi ketidak-pastian di Alam bebas tersebut... Perencanaan yang paling baik adalah membuat perencanaan perjalanan di alam bebas dengan memasukan dan memperhitungkan potensi dan resiko menghadapi kondisi survival, sehingga membekali diri dengan pengetahuan tentang survival dan karakteristik alam yang akan digunakan untuk berkegiatan adalah sebagai sebuah keharusan, disamping itu mempersipkan diri secara fisik dan mempersiapkan peralatan standar, dan peralatan untuk survival adalah sesuatu yang wajib untuk dibawa kemanapun kita akan berkegiatan di alam bebas... Jangan sampai membuat perencanaan pada saat sudah terjadi peristiwa (kondisi survival), hal ini akan sangat menguras tenaga, pikiran dan menekan emosi serta perasaan, karena akan dihadapkan ketidak mampuan dan minimnya peralatan yang akan menopang kehidupan saat harus dihadapkan pada kondisi survival. Membaca dan mempraktekkan teknik-teknik bertahan hidup dalam manual ini dan menerapkan konsep-konsep dasar dalam survival, serta mempertimbangkan lingkungan di mana akan beraktivitas, mempersiapkan survival kits, dan menggunakan imajinasi dalam menyusun survival kits, akan sangat membantu meringkas ataupun memadukan fungsi yang pada kondisi tertentu akan sangat membantu, selain bisa meringkas barang survival kits yang dibawa, juga akan semakin efisien dalam bertahan hidup. Dan pada akhirnya akan membawa Anda kembali pulang ke rumah.


PENTINGNYA PERENCANAAN DAN PERSIAPAN

Dalam kondisi survival orang akan dihadapkan pada kebingungan dan disorientasi, sehingga sering kali menimbulkan rasa kepanikan yang luar biasa, dan kebingungan dalam mengambil keputusan ataupun tindakan. Sehingga dalam kondisi survival terutama tersesat atau berada di suatu tempat yang tidak kita ketahui, serta dalam kondisi penopang hidup yang sangat minim, seperti makanan, air, tempat perlindungan dan berada dilokasi yang terisolasi dengan dunia luar. Menuntut untuk membuat sebuah perencanaan saat dihadapkan pada keadaan survival, dan dituntut untuk tidak melakukan tindakan-tindakan di luar perencanaan yang justru akan membahayakan diri kita sendiri, sebelum membuat perencanaan ini alangkah baiknya kita mengikuti pedoman atau prinsip dasar dalam survival yang harus dilakukan secara berurutan, yaitu "STOP".
  • S = Stop/Sit Down, berhenti dan beristirahat,
  • T = Thingking, berpikir dan menyadari masalah yang dihadapi,
  • O = Observe, mengamati keadaan lingkungan,
  • P = Planning, membuat rencana mengenai tindakan yang akan dilakukan.

Ada juga beberapa penggiatan di alam bebas, membagi prinsip atau pedoman dasar survival, pada saat dihadapkan kondisi untuk bertahan hidup dengan istilah "SPEAR" :
  • S = Stop, berhenti,
  • P = Planning, membuat rencana,
  • E = Execute, melaksanakan rencana yang telah dibuat,
  • A = Asses, menilai apa yang telah dilaksanakan,
  • R = Re-evaluate, mengevaluasi kembali dari rencana, pelaksanaan dan hasil penilaian untuk digunakan sebagai pertimbangan rencana survival selanjutnya.
Jauh sebelum menghadapi kondisi survival alangkah baiknya sudah memiliki perencanaan dalam menghadapi kemungkinan terburuk, seperti kondisi terluka, bertahan hidup (survival) ataupun mengalami kedua-duanya. Sehingga merencanakan dan mempersiapkan diri sebelum melakukan suatu perjalanan akan membuat lebih waspada dan siap saat hal itu terjadi. Perencanaan dan persiapan yang dilakukan akan meningkatkan kesempatan untuk bertahan hidup saat tanpa diduga dihadapkan pada kondisi survival. Kondisi survival ini dapat terjadi pada siapa saja, di mana saja, kapan saja, jadi ingatlah : "failure to plan is a plan to fail" (kegagalan untuk membuat Perencanaan Bertahan Hidup adalah Sebuah Rencana untuk gagal). Salah satunya adalah membekali diri dengan pengetahuan tentang segala hal yang berhubungan dengan tempat yang digunakan beraktivitas, dan membekali diri dengan peralatan yang memadai, salah satunya adalah survival kits, disamping peralatan standar lainnya.

Rencana yang dibuat harus selalu mengacu pada penghindaran dan pemulihan (Evasion and Recovery / E & R), dalam mempersiapkan perlu memperhitungkan ketersediaan suplai pendukung hidup dan peralatan untuk kondisi darurat (emergensi). Saat membuat rencana perjalanan sebaiknya :
  • Harus mempertimbangkan lamanya waktu perjalanan, memperhitungkan jarak yang akan ditempuh,
  • Mempelajari kondisi medan yang akan dihadapi, seperti kontur, vegetasi hutan dan kondisi geoografis pada lokasi yang akan dihadapi,
  • Mempelajari dan memperhatikan cuaca dan kebiasaan terjadinya perubahan cuaca yang sering terjadi dilokasi,
  • Mempelajari tanaman dan binatang apa saja yang hidup dihabitat alam yang akan dijelajahi, sehingga minimal memiliki pengetahuan tentang binatang atau tanaman yang berbahaya ataupun yang dapat dimakan dilokasi yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan,
  • Mempelajari fasilitas di lokasi dan sistem pendukung yang ada dilokasi kegiatan, sebagai contoh saat melakukan pendakian, sebaiknya harus tahu pemimpin desa terakhir, Pos SAR setempat, Pos Penjaga Hutan, Pos Polisi, Rumah Sakit terdekat sehingga memliki gambaran yang lengkap tentang langkah apa yang akan kita lakukan, kemana kita akan melakukan, jika terjadi kecelakaan ataupun butuh pertolongan.
  • Dan yang tidak kalah penting yang tidak boleh ditinggalkan adalah “survival Kits”.


Sebuah rencana tanpa persiapan hanya akan menjadi selembar kertas tanpa guna. Hal ini hanya akan mempersulit diri dalam melakukan kegiatan di Alam bebas, dan hanya akan mengakibatkan penyesalan dibelakang hari saat rencana yang dibuat hanyalah sebatas rencana, tanpa berusaha untuk mempersiapkannya, jika ternyata dalam pelaksanaan terjadi kondisi yang sudah diperkirakan pada saat membuat perencanaan tetapi tidak disiapkan, sampai pada akhirnya apa yang sudah ketahui terjadi, pada akhirnya justru akan merepotkan diri sendiri dan bahkan membahayakan jiwa. Sehingga selain perencanaan, mempersiapkan ketersediaan semua hal yang sudah direncanakan menjadi hal yang harus diprioritaskan saatnya melakukan kegiatan di alam bebas, hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah :
  • Persiapkan diri dan pastikan kondisi fisik dan kesehatan prima (sehat, tidak sakit gigi, flu dll). (mendapatkan imunisasi jika diperlukan saat melakukan kegiatan ada potensi penyakit epidemi ataupun menular),
  • Siapkan perlindungan diri seperti ; jaket, jas hujan, baju hangat, cadangan pakaian, pelindung kepala dan leher, kaos kaki, masker (in case jika terjebak di tempat yang memungkikan adanya gas ataupun gangguan pernafasan), sepatu yang sesuai dengan lokasi kegiatan sebaiknya kedap air, tas yang memenuhi standar sehingga membuat nyaman selama melakukan perjalanan.
  • Persiapkan peralatan pendukung dalam melakukan perjalanan seperti :sleeping bag, tenda, Peta Lokasi, Kompas.
  • Persiapkan perbekalan, dari makanan dan minuman yang harus dibawa yang sudah disesuaikan dengan rencana, kebutuhan kalori dan asupan yang dibutuhkan yang sesuai dengan lokasi saat melakukan kegiatan di alam bebas dilebihkan sebagai cadangan jika sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi.
  • Persiapkan dan pelajari pengetahuan survival yang sesuai dengan lokasi dimana akan melakukan kegiatan (survival di Gunung/di Gurun/di Laut/di Daerah Tropis/di Daerah beriklim dingin) buat catatan-catatan penting dalam buku catatan perjalanan, sehingga seandainya tanpa terduga dihadapkan pada kondisi survival ditempat tersebut, memiliki beberapa catatan yang penting akan menghemat waktu yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan dalam kondisi survival (lihat penjelasan dari “STOP”).
  • Yang tidak kalah penting yang harus dipersiapkan adalah peralatan survival kits termasuk obat-obatan dan peralatan P3K. (akan dijelaskan dalam sub bahasan dalam artikel ini tentang survival kits)....
Membuat detil perencanaan dan memasukan pertimbangan potensi survival yang mungkin bisa terjadi dalam perencanaan perjalanan dan mempersiapkan diri, akan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup jika terjadi keadaan darurat. Misalnya, Jika dalam beraktivitas di alam bebas mengharuskan berkegiatan di sebuah tempat yang sempit atau didaerah tertutup yang membatasi apa yang dapat dibawa, sebaiknya harus membuat rencana dan meentukan di mana ransel atau peralatan beban dapat ditempatkan. Taruh di disuatu tempat yang tidak akan menghalangi jalan keluar dengan cepat, namun harus selalu diingat saat menaruh barang bawaan tersebut letakan di tempat yang mudah diakses.

Menyiapkan dan membawa survival kit adalah sama pentingnya dengan pertimbangan yang disebutkan diatas. Semua pesawat terbang, kapal laut ataupun moda transportasi kebanyakan memiliki survival kit (minimal P3K) yang disesuaikan dengan jenis wilayah yang akan dilewati. Ada survival kits yang disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan dimana akan melakukan perjalanan, seperti diatas laut, didaerah beriklim panas (tropis/khatulistiwa), di daerah beriklim dingin (sub tropis/berhawa dibawah 0 derajat C/daerah bersalju) dll. Selalu mengetahui dimana Survival Kit ditempatkan akan mampu menyelamatkan dari bahaya atau minimal mengurangi resiko yang membahayakan jiwa... Karena itu sebaiknya letakan survival kit ditempat yang mudah diakses atau mudah diambil dari tas kita, dan dapat pula ditempat melekat dengan badan kita (taruh di rompi, LBE, atau tas daypack). Semakin cepat dapat mengakses akan semakin cepat menolong jiwa, ketika sesuatu kejadian yang tidak terduga terjadi, yang kadang bisa terjadi dalam hitungan menit ataupun detik.

Bahkan survival kit yang sederhanapun, jika disiapkan dengan benar, akan sangat berharga ketika dihadapkan dengan masalah bertahan hidup di alam bebas. Namun, sebelum menyiapkan dan membuat survival kits, Pertimbangkan kegiatan yang akan dilakukan, lingkungan dan karakteristik, kondisi geografi daerah yang akan kita gunakan untuk berkegiatan....


SURVIVAL KITS

Survival Kits, dapat terdiri dalam berbagai ukuran, berisi perlengkapan dan alat-alat untuk memberikan survivor perlindungan dasar terhadap unsur-unsur bahaya disekitar dirinya, membantu dia untuk tetap bertahan hidup : tetap hangat, memenuhi kesehatan dasar dan kebutuhan P3K, menyediakan makanan dan air, sinyal untuk penyelamat, dan membantu dalam menemukan jalan kembali. Lingkungan tempat untuk melakukan kegiatan ataupun perjalanan adalah kunci untuk menentukan item apa saja yang akan butuhkan dalam survival kits. Berapa banyak peralatan yang akan dimasukkan ke dalam survival kits, tergantung juga pada bagaimana akan membawa survvival kits tersebut.

Sebuah survival kit yang diletakan dekat dengan tubuh akan lebih kecil ukurannya dari pada survival kits yang ada dalam kotak atau tempat survival kit yang ada di tas ransel. Selalu membekali diri dan letakan beberapa survival kit dekat dengan tubuh, gunakan rompi ataupun tas khusus kecil yang selalu melekat dekat dengan tubuh dan juga diransel utama. Tempatkan barang-barang yang paling penting dekat dengan tubuh. Misalnya, peta dan kompas harus selalu berada di dekat dengan tubuh. Termasuk juga item dasar untuk mempertahankan hidup seperti pisau kecil, beberapa kit P3K. Taruh barang barang sesuai dengan pentingya barang tersebut, tempatkan barang-barang (survival kit) yang berukuran besar kedalam ransel, dengan catatan tempatkan di suatu tempat yang mudah dijangkau dalam ransel...

Dalam mempersiapkan Survival Kits ini, agar mempertimbangkan "The Rule of Threes." dalam survival, bahwa dalam kondisi survival orang akan dihadapkan pada keadaan, dimana hidup hanya dapat bertahan :
  • 3 menit tanpa udara
  • 3 jam tanpa suhu tubuh yang sesuai dengan kemampuan tubuh bertahan 
  • 3 hari tanpa air
  • 3 minggu tanpa makanan
Sehingga dalam mempersiapkan Survival Kits pilih item selain berdasarkan lokasi kegiatan juga harus memperhatikan "The Rule of Threes" tersebut, selain itu dalam mempersiapkan Survival Kits harus : bisa serba guna, kompak, ringan, tahan lama, dan yang paling penting fungsional. Item yang dibawa dalam melakukan perjalanan akan tidak baik jika ukurannya terlalu besar dan tidak didesain untuk kondisi survival. Penempatan Item survival kits harus saling melengkapi dari lapis per lapis. Sebuah cermin sinyal di saku dapat didukung oleh pena flare di LBE (Load Bearing Equipment = semacam rompi berbentuk sabuk yang biasa digunakan oleh militer) dan didukung panel sinyal dalam ransel. Sebuah pematik api (korek api) disaku rompi dapat dilengkapi dengan magnesium bar (batang magnesium) di LBE dan dry tinder (bahan pembuat api, biasanya kertas kering, kapas dll).

Survival kits tidak perlu rumit, hanya perlu item yang fungsional yang akan memenuhi kebutuhan, jika terdapat 2 item yang memiliki fungsi sama pilih salah satu, lebih bagus lagi jika memiliki fungsi lebih dari satu. Untuk mengorganisasi semua item tersebut dibutuhkan kotak untuk menyimpan item-item survival kits tersebut, selain dengan membeli, dapat juga menggunakan : Kotak Perban, Kotak Sabun, Kaleng Tembakau, Kotak Amunisi, atau kotak-kotak yang lain, dimana kotak tersebut harus memenuhi persyaratan sebagi berikut :
  • Anti/Tahan air (waterproof).
  • Mudah dibawa atau mudah ditaruh didekat tubuh Anda.
  • Cocok untuk menyimpan berbagai ukuran komponen.
  • Tahan lama.
(Kotak Survival Kits)
(Kotak Survival Kits dari Barang Bekas Pakai, bekas wadah tembakau)
Survival kits harus dipilah-pilah berdasarkan katagori yang disesuaikan dengan "The Rules of Three", sesuai dengan prioritas. Setiap kategori harus berisi item yang memungkinkan membantu untuk mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan dasar, pembagian kategori ini dapat dibagi dalam :

  • Survival Kits - Shelter (Tempat Perlindungan Darurat)
  • Survival Kits - Water Procurement (Pengadaan dan Penyimpanan Air)
  • Survival Kits - Food Procurement (Cadangan, Pengadaan & Pengawetan Makanan)
  • Survival Kits - Making Fire (Membuat Api)
  • Survival Kits - Medics (Kesehatan dan P3K)
  • Survival Kits - Signal (Sinyal)
  • Survival Kits - Miscellaneous (Lain-Lain)


1. Survival Kits - Shelter 
(Tempat Perlindungan darurat)

Survival kits yang dikategorikan dalam kategori ini, ada beberapa bahan yang direkomendasikan untuk tempat atau membuat perlindungan darurat, dan bisa digunakan disemua wilayah geografis. Pilihan yang sering dimasukkan dalam survival kits ini adalah :
  • Space Blanket atau Survival Blanket/Emergency Blanket/Emergency Thermal Blanket, yaitu selimut yang terbuat dari bahan polyster tipis yang dilapisi alumunium, selimut ini anti air dan dapat menahan panas tubuh, selain dapat digunakan sebagai penahan panas, karena dilapisi oleh lapisan alumunium, space blanket ini dapat berfungsi sebagai reflektor dan barang yang sangat mudah dilihat dari ketinggian ataupun dari jauh, sehingga memiliki fungsi sebagai signal survival kit,
  • Poncho Ringan, berbahan tipis dan anti air, digunakan untuk perlindungan terhadap angin dan hujan,
  • "Tent tube" atau “bivvy bag”, di Indoesia lebih dikenal dan yang sering digunakan adalah sleeping bag,
  • Tarp (tarpaulin) with grommets (baik berbahan nilon atau polyster), adalah terpal atau tenda dengan lubang mata disekeliling, di Indonesia lebih dikenal digunakan untuk tenda resepsi ataupun tenda untuk pedagang kaki lima. fungsinya sebagai bahan untuk membuat bivak,
  • Pelindung Kepala (Topi, full over/balaclava, kupluk),
  • Tali,
  • Kantong sampah plastik besar yang dapat difungsikan sebagai ponco atau perlindungan daurat jika tidak ada lagi peralatan menghindarkan tubuh dari air yang bisa digunakan,
  • Kapak/Pisau Tebas/Parang, yang dapat digunakan untuk membela diri saat ada gangguan dari binatang buas atau suatu hal lainnya, dan dapat juga digunakan untuk memperoleh bahan membangun shelter darurat dari batang pohon, ranting dan daun-daunan (bivak Alam), (cara membuat bivak akan diulas pada tulisan tersendiri).
(Emergency Blanket/Survival Blanket/Emergency Thermal Blanket)

(Selimut ini pada mulanya adalah hasil teknologi yang dikembangkan oleh Nasa (USA) pada tahun 1960 untuk peralatan program luar angkasa sehingga lebih dikenal juga dengan nama "Space Blanket", namun dikarenakan manfaatnya yang luar biasa dalam menjaga kehangatan tubuh dalam kondisi udara yang sangat dingin, sangat ringan dan mudah dibawa serta murah, sehingga pada perkembangannya, sekarang ini menjadi salah satu survival kits yang wajib dibawa, baik oleh Pendaki Gunung, backpacker, petualang alam bebas, kayak sampai pemain ski es saat beraktivitas di alam bebas)
(Poncho)
(Tent Tube/Bivvy Bag)
(Tarp with Grommets) 
(Pisau Tebas Machete)
Yang sangat bermanfaat untuk mempertahankan diri dan membuat bivak alam.


2. Survival Kits - Water Procurement 
(Pengadaan & Penyimpanan Air)

Dalam kondisi survival diwajibkan memiliki item-item survival Kits yang memungkinkan untuk, Mengambil Air, Menyimpan Air, Menyerap Air, atau Menyedot Air, atau sesuatu yang dapat digunakan untuk Mengumpulkan Air Hujan/Air hasil Kondensasi, atau yang dapat digunakan untuk Mengangkut Air, dan sesuatu yang dapat digunakan untuk Memurnikan Air. Beberapa contoh dari kategori ini adalah :
  • Tempat Air dalam wadah tertutup,
  • Tempat wadah air ekstra, jika tidak ada bisa menggunakan kantong plastik, yang digunakan untuk menyimpan air yang didapat saat survival, sehingga memiliki persediaan air untuk menopang hidup (dair, sumber air, dari air hujan, atau saat melakukan kondensasi dll)
  • Pemutih rumah tangga (di Indonesia atau di Jawa Tengah pada khususnya dikenal dengan istilah Tawas), digunakan saat di mana air tersedia tetapi mungkin sudah terkontaminasi,
  • Heavy Duty Aluminium Foil, sebagai alat membuat tabung destilasi untuk menghilangkan garam dari air laut, selama perebusan / kondensasi,
  • Harus memiliki wadah lain untuk mengumpulkan kondensasi,
  • Tablet pemurnian air (tablet Iodine 9 mg),
  • Povidone-Iodine tetes, antimikroba terhadap bakteri, jamur, protozoa, dan virus,
  • Spons, plastik kecil atau pipa karet, untuk menyerap air.

(Beberapa Metode Pemurnian Air)
"Metode pengadaan air akan ditulis dalam tulisan tersendiri"

(Iodine Tablet dan providone-Iodine Cair)

(Kit yang multi fungsi)
Tempat menyimpan air, untuk merebus & untuk tungku kompor, dalam 1 paket


3. Survival Kits - Food procurement
(Pengadaa dan Penyimpanan Makanan)

Kebanyakan kit survival ini untuk jangka waktu yang singkat, yang akan digunakan dan mengalami keausan, kadang dibutuhkan imajinasi dan improvisasi dilapangan, saat dihadapkan pada kondisi survival yang membutuhkan waktu yang lama :
  • Makanan kaleng, buah-buahan kering, Kacang roasted dll, yang penting bisa menjadi makanan siap makan (Stok/cadangan makanan),
  • Bisa juga makanan yang mengandung energi tinggi seperti cokelat, energy bar, atau makanan batangan darurat lainnya,
  • Kaldu kotak,
  • Pisau lipat (pisau kompak, multifungsi seperti pisau Swiss Army),
  • Alumunium foil, untuk menjaga agar makanan lebih agak awet,
  • alat pancing, mata kail dan senar, dapat digunakan jika kondisi survival terjadi didaerah yang terdapat sumber makanannya berupa ikan, baik di laut, sungai, danau atau parit, dalam kondisi darurat jarum atau peniti dapat dibentuk dan difungsikan sebagai kail,
  • Kawat Snare, bisa digunakan untuk menjerat ataupun untuk menjebak binatang memanfaatkan kondisi sekitar,
  • Gill Netting (Jaring ikan sederhana), digunakan untuk memperangkap dan menangkap ikan dalam kondisi darurat,
  • Kompor Gas Tabung Portable,
  • Paraffin wax,
  • Wadah Makanan,
  • Alat Masak (wajan kecil/portable dan panci yang merupakan bagian dari tempat minum/peples).
(Makanan Siap Makan)
(Peralatan memancing dalam satu tempat kompak, didalam kalung) 
(Tempat Makan terdiri dari beberapa item, dapat dibawa beberapa 
atau semuanya tergantung perjalanan dan kebutuhan)
(Pisau Saku multi fungsi dan jaring Gill Net)

(Kompor Gas Portabel dan Kompak dengan tabung gas didalamnya)


4. Survival Kits – Making Fire 
(Membuat Api)

Survival kits yang masuk dalam kategori ini, adalah barang yang dapat digunakan untuk membuat api yang manfaatnya dapat digunakan untuk memasak ataupun menghangatkan badan, yang masuk dalam kategori ini adalah :
  • Batu korek (Ferrocerium/ferro rod),
  • Korek Api Kayu yang disimpan ditempat yang kedap air (container film foto dll), Korek gas (lebih disarankan korek api yang tahan angin atau dingin seperti korek zippo),
  • Pematik api bersumber dari sinar matahari (Solar Spark Lighter), berfungsi sebagai sumber pembuat api,
  • Kapas atau pembalut (sebaiknya disimpan dalam kontainer yang kedap air, bungkus film, atau disimpan kantong plastik kedap air, atau dapat dibuat secara sederhana dari sedotan besar yang kedua ujungnya disegel). Berfungsi sebagai bahan untuk menyalakan api,
  • Fuel Petroleum Jelly (bahan bakar berbentuk jelly),
  • Magnesium Bar (batang Magesium),
  • Lensa Pembesar,
  • Lilin, untuk penerang dikala malam.
(Beberapa Peralatan Membuat Api)

(Solar Spark Lighter)


5. Survival Kits - Medics 
(Obat-Obatan, Kesehatan dan P3K)

Survival kits yang masuk dalam kategori P3K ini, banyak item yang bisa direkomendasikan, bahkan biasanya dalam kondisi darurat penggunaaan survival kit ini sering terdiri dari kombinasi dari beberapa survival kit P3K ini, item yang masuk dalam kategori ini adalah :
  • Perbanan, Adhesive perban dan atau Perban kassa steril
  • Adhesive tape, dan tape kasa, Bantalan Desinfektan,
  • Obat pribadi
  • Krim antibiotik,
  • Epinefrin dan antihistamin untuk reaksi alergi, terutama terhadap sengatan serangga,
  • Alkohol Gosok atau alkohol disinfektan,
  • Cream untuk anti luka bakar,
  • Jahitan Kit atau Stapler Bedah Steril sekali pakai,
  • Tablet Oxytetracycline ( untuk diare atau infeksi ),
  • Aspirin,
  • Obat Anti Malaria ( doxycycline),
  • Obat Anti Jamur , anti - inflamasi ( ibuprofen ),
  • Kacamata Cadangan untuk yang memiliki kekurangan dalam penglihatan (plus atau minus),
  • Garam adalah mineral penting bagi kesehatan. Garam yang mengandung kalium klorida, dijual secara luas garam natrium rendah, dapat digunakan untuk mencegah dehidrasi akibat diare dan dapat mengurangi resiko kematian karena kolera,
  • Multivitamin dan suplemen mineral. Suplemen Zinc berguna untuk mengobati infeksi saluran usus karena diare, terutama pada anak-anak,
  • Sunscreen (jika perlu , di atas 30 SPF ),
  • 100 % UV kacamata pelindung (" UV 400 ") ( melindungi mata dari radiasi UV yang berbahaya, Kacamata Polarized tidak selalu pelindung UV, tetapi membantu meredam silau dan dapat digunakan saat kabut),
  • Sabun.
(Survival Kits P3K)


6. Survival Kits – Signal 
(Sinyal)

Dalam kondisi survival dituntut untuk memiliki dan mampu menggunakan peralatan signal yang memberitahu kepada tim pencari, memiliki pengetahuan dan peralatan membuat sinyal akan menambah kesempatan untuk ditemukan oleh tim pencari, ada beberapa survival kits yang dikategorikan dalam kategori sinyal :
  • Cermin Sinyal,
  • Pen Flare,
  • Bendera,
  • Scarft (Warna Menyolok, Merah, Orange dll),
  • Kain Sutera,
  • Laser Point,
  • Flash light (senter),
  • Space Blanked (Selimut tipis dari Polyster yang dilapisi lapisan Alumunium),
  • Sinyal Asap,
  • Pluit
(Signal Mirror)
(Cara Menggunakan Signal Mirror)
(Smoke Signal)
(Pluit khusus untuk Survival (Jetscream Whistle))
Suara Pluit ini bisa terdengar hingga 1 Km jauhnya


7. Survival Kits – Miscellaneous 
(Lain-Lain)

Selain beberapa survival kits yang disebut sebelumnya disarankan juga memiliki survival kits lain-lain, yang dapat mendukung survival kits yang lain pada saat dihadapkan pada kondisi survival :
  • Kompas kecil (biasanya dapat dipasang di pergelangan tangan),
  • Jarum dan Benang,
  • Gabus,
  • Pengasah (Asahan) kompak,
  • Manual Survival (atau catatan tentang survival).

Mungkin berdasarkan dari pengalaman beberapa orang, ada perbedaan dalam memilih survival Kits antara satu orang dengan yang lainnya, namun paling tidak dengan memiliki pengetahuan tentang survival kits standar dan yang terpenting adalah harus bisa memahami fungsi masing-masing survival kits yang dibawa, syukur-syukur memiliki imajinasi dan improvisasi yang bisa memadukan semua survival kits sehingga memiliki atau berubah menjadi multi fungsi. Kreativitas adalah salah satu kunci yang akan membantu melewati kondisi survival, selain kemauan untuk hidup, kekuatan jiwa, pikiran dan batin saat menghadapi kondisi survival....


Merbabu,Semarang, Jakarta,
September 1988,
Agustus 1992,
05 Oktober 2002....


Catatan :
Dalam dunia militer ada standar Survival Kits yang harus dibawa oleh seorang prajurit dalam tugas dimedan pertempuran yang ditempatkan, didalam LBE, Rompi dan Ransel Mereka, Survival Kits ini disesuaikan dengan daerah dimana mereka akan berada. Namun secara umum Survival Kits standar yang mereka bawa adalah sebagai berikut :
  • Paket makanan, siap makan,
  • Kawat Snare,
  • Sinyal Asap, Sinyal Cahaya,
  • Korek Api didalam Kotak Tahan Air, atau Korek Api Gas,
  • Gergaji Kecil/Pisau Tebas (Parang),
  • First Aid Kit - P3K,
  • MC-1 (magnetic Compass-1), Kompas Magnetik standar,
  • Pisau Saku multi fungsi,
  • Compact Canteen (peples), terdiri dari tungku parafin, tempat air minum dan tempat memasak (merebus),
  • Sekop portable (sekop lipat),
  • Wajan/Panci kompak (ringkas),
  • Lilin,
  • Bahan Bakar Padat (Compressed trioxane) atau lebih dikenal dengan istilah Parafin,
  • Cermin Sinyal,
  • Peralatan Mancing (untuk survival),
  • Sendok plastic,
  • Poncho,
  • Jaring/Kelambu Kepala (untuk menghindari gangguan serangga),
  • Tali,
  • Matras (kasus luar),
  • Tempat Air Minum,
  • Kantung Plastik Air (kantung ukuran kecil dapat digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan air saat survival, yang berukuran besar dapat digunakan sebagai pengganti ponco),
  • Pluit,
  • Cream pelindung Sinar Matahari,
  • Sleeping Bag,
  • Buku Panduan Survival
  • Check List Barang Bawaan.


Ekstrim Tips :
Banyak orang yag mungkin tidak begitu memperhatikan, bahwa kondom dan tampon (pembalut wanita) bisa digunakan sebagai salah satu peralatan untuk survival (survival kits), kondom non pelumas (tidak berpelumas) dapat digunakan untuk menyimpan cadangan air yang dikumpulkan dari alam (dari hujan, sumber air, kondensasi dll), dalam kondisi darurat kondom dapat digunakan untuk pengganti kotak penyimpan survival kits kedap air yang bukan berbentuk tajam ataupun dari bahan kimia, untuk bahan bakar membuat api (tinder), menjadi tali elastis untuk mengikat alat/senjata survival dalam memperoleh makanan (tombak, kapak, atau pisau darurat),

Tampon dapat digunakan untuk Survival Kits, Pengetahuan atau boleh dibilang penemuan ini, pertama kali diperkenalkan dan digunakan langsung oleh Creek Stewart, seorang profesional dan ahli pelatihan survival, Tampon oleh dia dimasukan dalam daftar survival kits (dia mempraktekan salah satu aspek dari survival = improvised) dimana di dalam pelatihan yang dia lakukan, ditemukan bahwa tampon (selain berfungsi sebagai pembalut wanita) juga memiliki multi fungsi yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh orang lain, dia mendapatkan beberapa fungsi tampon yang bisa dimanfaatkan dalam survival seperti ; (1). sebagai pengganti kapas untuk menutup luka, (2). bungkusnya tampon bisa digunakan sebagai tempat yang kedap air untuk menyimpan korek api, (3). Sebagai komponen filter bagi penyaring air, (4). bandul dalam peralatan mancing untuk survival, (5). bahan pembuat api (tinder), (6). untuk menyerap air, (7). sebagai sumbu lilin cair, (8). tali pada tuas perangkap binatang, (9). sebagai bagian dari sumpit (bagian belakang sehingga berfungsi penyeimbang dan sebagai pemapat dalam tabung sumpit sehingga memiliki tekanan yang melontarkan anak senjata sumpit tersebut).

Semoga bermanfaat…..


Senin, 24 Maret 2014

PSIKOLOGI DALAM SURVIVAL

PENGETAHUAN DASAR
DALAM SURVIVAL (2)





Dibutuhkan lebih dari sekedar pengetahuan, keterampilan dan pelatihan untuk memiliki kemampuan membangun tempat perlindungan, mendapatkan makanan dan minuman, membuat api, dan melakukan perjalanan tanpa bantuan perangkat navigasi standar untuk menghadapi kondisi bertahan hidup, serta berhasil melalui situasi tersebut. Namun dalam beberapa kasus mengenai orang dengan sedikit pelatihan atau tanpa pelatihan survival ada yang telah berhasil bertahan hidup dalam kondisi yang mengancam jiwa mereka ketika tersesat atau terjebak dalam kondisi survival. Dan dalam beberapa kasus, ada juga orang yang sudah memiliki pengetahuan dan mendapat pelatihan bertahan hidup yang cukup, namun belum pernah menggunakan keterampilan mereka, ketika tersesat ataupu terjebak dalam situasi survival ditemukan meninggal. Dari beberapa kasus tersebut dapat diambil sebuah pelajaran bahwa dalam setiap situasi  bertahan hidup (survival) yang terpenting adalah sikap mental dari individu yang terlibat. Memiliki keterampilan bertahan hidup penting, namun memiliki “kemauan untuk bertahan hidup” adalah juga sangat penting. Tanpa keinginan untuk bertahan hidup, keterampilan yang diperoleh dan pengetahuan berharga yang telah dimiliki “akan sia-sia”.



Sehingga disinilah diperlukan adanya pengetahuan tentang psikologi untuk bertahan hidup (survival). Pada saat dalam kondisi survival Anda akan menghadapi banyak stress (tekanan batin) dalam lingkungan tempat untuk bertahan hidup yang pada akhirnya akan mempengaruhi pikiran Anda. Stres ini dapat mengganggu pikiran dan emosi, yang jika kurang dipahami, dapat mengubah rasa percaya diri yang dimiliki menjadi hilang, dimana akan ; berubah menjadi orang yang ragu-ragu, individu tidak efektif yang pada akhirnya akan dipertanyakan kemampuannya untuk dapat bertahan hidup. Sehingga, Anda harus menyadari dan harus dapat mengenali bahwa orang-orang stres umumnya terkait dengan kemampuannya dalam bertahan hidup. Hal ini sangat penting untuk disadari bagaimana reaksi Anda terhadap berbagai macam stres yang berhubungan dengan kondisi bertahan hidup (survival). Bab ini akan mengidentifikasi dan menjelaskan stres, stresor, dan stres dalam bertahan hidup (survival), serta reaksi-reaksi internal yang Anda alami saat menghadapi kondisi survival. Pengetahuan yang Anda peroleh dari bab ini, akan mempersiapkan Anda untuk dapat melalui saat-saat terberat hidup.


1.    A LOOK AT STRESS
MENGERTI DAN MEMAHAMI APA ITU STRES DALAM SURVIVAL

Sebelum kita dapat memahami reaksi psikologis kita dalam bertahann hidup (survival), akan sangat membantu jika kita tahu sedikit tentang pengertian stres dan dampaknya. Stres bukanlah penyakit. Sebaliknya, adalah suatu kondisi yang kita semua pernah alami. Stres dapat digambarkan sebagai reaksi kita terhadap tekanan. Istilah ini diberikan untuk pengalaman yang kita miliki secara fisik, mental, emosional, dan spiritual saat merespon ketegangan dan tekanan hidup.


2.    NEED FOR STRESS
STRES ITU PERLU

Kadang kita sebenarnya membutuhkan stres karena dengan mengalami dan memiliki pengalaman stres akan memiliki banyak manfaat positif. Stres akan memberikan kita tantangan, selain itu juga akan memberi kita kesempatan untuk belajar tentang nilai-nilai dan kekuatan diri kita. Stres dapat menunjukkan kemampuan kita untuk menangani tekanan tanpa melanggar atau merugikan diri kita sendiri dan orang lain. Sebagai tes kemampuan untuk beradaptasi dan melatih fleksibilitas kita, dan dapat merangsang kita untuk melakukan yang terbaik. Karena kita biasanya tidak menganggap penting tentang kemampuan kita mengelola stres, stres juga dapat menjadi indikator yang sangat baik, dalam artikel ini tentang pentingnya kita memahami dan mengelola stres serta apa saja efek dari stres yang tidak dikelola dengan benar atau tepat.

Kita perlu mengalami dan memiliki beberapa stres dalam hidup kita, tapi jika terlalu banyak hal bisa berakibat buruk. Tujuannya untuk memiliki stres adalah untuk melatih respon fisik kita, emosi kita, dan spiritual, kita saat dihadapkan pada kondisi survival, tapi jangan sampai berlebihan. Terlalu banyak stres dapat mengganggu diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Terlalu banyak stres akan menyebabkan penderitaan. Distress menyebabkan ketegangan dan rasa tidak nyaman, sehingga kita mencoba untuk melarikan diri atau, sebaiknya menghindari. Di bawah ini adalah beberapa tanda umum kesulitan yang mungkin Anda hadapi ketika dihadapkan dengan terlalu banyak stres :
  • Kesulitan membuat keputusan.
  • Luapan kemarahan.
  • Kelupaan.
  • Tingkat energi yang rendah.
  • Sering khawatir.
  • Kecenderungan untuk membuat kesalahan.
  • Pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
  • Kesulitan bergaul dengan orang lain.
  • Menutup diri dari orang lain.
  • Lari dari tanggung jawab.
  • Kecerobohan.

Seperti yang Anda lihat, stres dapat konstruktif atau destruktif. Hal ini dapat mendorong atau menghambat, menggerakkan kita bersama atau menghentikan kita yang menyebabkan kematian, dan membuat hidup bermakna atau yang tampaknya tidak berarti. Stres dapat menginspirasi Anda untuk bertindak dengan sukses dan tampil secara maksimum efisien dalam menghadapi situasi hidup. Namun hal ini juga dapat menyebabkan Anda panik dan melupakan semua pelatihan Anda. Kunci utama Anda untuk dapat bertahan hidup adalah kemampuan Anda untuk mengatasi tekanan yang tak terelakkan yang akan Anda hadapi. Orang yang bertahan adalah orang yang bekerja dengan tekanan, bukannya membiarkan tekanan itu bekerja padanya.


3.    SURVIVAL STRESSOR
STRESOR DALAM SURVIVAL

Setiap peristiwa dapat menyebabkan stress, dan semua orang rata-rata pernah mengalami dalam proses menjalani hidupnya. Peristiwa yang terjadi tidak selalu datang satu per satu. Seringkali, peristiwa stres terjadi secara bersamaan. Sebenarya peristiwa yang terjadi bukanlah stres itu sendiri, tetapi efek yang dihasilkan dari peristiwa inilah yang disebut sebagai "Stres". Sedang "Stresor" adalah penyebab dari stres, sehingga disini dapat disimpulkan bahwa stres adalah respon alami dari sebuah peristiwa yang menimbulkan tekanan dalam diri. Setelah tubuh mengakui adanya stressor, maka ia mulai bertindak untuk melindungi diri.

Menanggapi stressor ini, tubuh mempersiapkan diri baik untuk "melawan atau melarikan diri". Persiapan ini melibatkan sinyal SOS internal kita yang dikirim ke seluruh tubuh. Saat tubuh merespon SOS ini, tindakan berikut terjadi :
  • Tubuh melepaskan disimpan bahan bakar (gula dan lemak) untuk menyediakan energi yang cepat.
  • Pernapasan kenaikan tarif untuk memasok lebih banyak oksigen ke darah.
  • Ketegangan otot meningkat untuk mempersiapkan tindakan.
  • Mekanisme pembekuan darah diaktifkan untuk mengurangi pendarahan dari luka.
  • Indra menjadi lebih akut (pendengaran menjadi lebih sensitif, pupil membesar, bau menjadi lebih tajam) sehingga Anda lebih sadar lingkungan Anda.
  • Denyut jantung dan tekanan darah meningkat untuk memberikan lebih banyak darah ke otot.
  • Postur pelindung ini memungkinkan Anda mengatasi potensi bahaya. Namun, Anda tidak dapat mempertahankan tingkat kewaspadaan tanpa batas.

Stresor sering bersikap tidak sopan; kadang terjadi dalam hidup atau dalam kondisi survival salah satu stressor tidak akan pergi dikarenakan ada stresor lainnya datang. Stresor-stresor ini justru kadang menambahkan yang sudah ada. Efek kumulatif dari stress-stres kecil ini dapat berubah menjadi kesulitan besar, jika semua stresor tersebut terjadi terlalu dekat secara bersamaan. Sebagai suatu daya tahan tubuh terhadap stres, tubuh memakai semua yag ada didalam tubuh untuk merespon stres tersebut dan namun jika sumber stres terus bertambah (atau meningkat) , akhirnya akan membuat tubuh dalam keadaan kelelahan. Pada titik ini, kemampuan untuk melawan stres atau cara-cara positif yang digunakan untuk memberikan jalan keluar mulai berkurang dan tanda-tanda tertekan akan muncul. “Mengantisipasi stres dan mengembangkan strategi” untuk mengatasi mereka adalah dua hal yang digunakan dalam manajemen yang efektif untuk menghadapi stres. Oleh karena itu, sangat penting bahwa Anda menyadari jenis stres yang akan Anda hadapi. Paragraf berikut menjelaskan beberapa jenis yang menyebabkan stres (stresor).

3.1.  Cedera, Penyakit, atau Kematian, 

Cedera, penyakit, dan kematian adalah kemungkinan nyata yang Anda harus hadapi. Mungkin tidak ada yang lebih stres daripada sendirian di lingkungan yang asing di mana Anda bisa mati karena kecelakaan, atau karena memakan sesuatu yang mematikan. Penyakit dan cedera juga dapat menambah stres karena membatasi kemampuan Anda untuk bergerak atau bermanuver dalam mendapatkan makanan dan minuman, mencari tempat berlindung, dan membela diri. Bahkan jika penyakit dan cedera tersebut tidak menyebabkan kematian, mereka akan menambah stres melalui rasa sakit dan ketidaknyamanan yang mereka hasilkan. Hanya dengan mengendalikan stres yang terkait dengan kerentanan terhadap cedera, penyakit, dan kematian yang dapat membuat Anda memiliki keberanian untuk mengambil risiko yang terkait dengan cara bertahan hidup dalam survival.

3.2.  Ketidakpastian dan Kurangnya Pengendalian, 

Beberapa orang ada yang mengalami kesulitan bertindak dalam mengendalikan keadaan di mana semuanya dalam kondisi yang tidak jelas. Satu-satunya jaminan dalam situasi bertahan hidup (survival) adalah bahwa tidak ada yang dapat dijamin kepastiannya. Hal ini dapat sangat mudah menyebabkan stres timbul, pada kondisi informasi yang terbatas dalam mengendalikan keadaan, di mana Anda hanya memiliki kontrol yang terbatas pada lingkungan disekitar Anda. Ketidakpastian ini dan kurangnya kontrol juga menambah stres berubah menjadi sumber rasa sakit, terluka, atau menjadi penyebab kematian.

3.3.  Lingkungan, 

Bahkan dalam situasi lingkungan yang paling idealpun, alam masih cukup tangguh dan susah untuk diprediksi. Dalam kondisi bertahan hidup (survival) Anda masih harus berhadapan dengan stres karena cuaca, medan, dan berbagai makhluk yang menghuni di suatu daerah. Panas, dingin, hujan, angin, gunung, rawa, padang pasir, serangga, reptil berbahaya, dan hewan lainnya, merupakan sebagaian dari tantangan yang akan Anda hadapi saat harus bertahan hidup dalam kondisi survival. Tergantung pada bagaimana Anda menangani stres di lingkungan Anda, lingkungan Anda dapat menjadi sumber makanan dan perlindungan atau bisa menjadi penyebab ketidaknyamanan yang ekstrim dan dapat menjadi penyebab cedera, sakit, atau kematian.

3.4.  Kelaparan dan Kehausan, 

Tanpa makanan dan air, Anda akan melemah dan akhirnya meninggal dunia. Dengan demikian, mendapatkan dan menjaga pasokan makanan dan air menjadi hal yang sangat penting, untuk membantu memperpanjang waktu dalam menjaga kelangsungan hidup. Mencari makan juga dapat menjadi sumber besar dari stres tergantung bagaimana cara dalam menangani stress yang terjadi dan pengetahuan dalam memperoleh makanan dan minuman sangat membantu selain kemampuan dalam mengelola stres.

3.5.  Kelelahan, 

Memaksa diri untuk terus bertahan hidup sangatlah tidak mudah, lama lama akan membuat tubuh semakin lelah. Hal ini dimungkinkan menimbulkan rasa begitu melelahkan, apalagi kondisi disekitar yang memaksa untuk tetap terjaga dan waspada, juga merupakan salah satu sumber dari stres dalam dirinya sendiri.

3.6.  Terisolasi, 

Ada beberapa keuntungan saat menghadapi kesulitan dihadapi dapat berbagi beban dengan orang lain, karena membuat merasa tidak sendirian. Sebagai seorang yang telah mendapat pembekalan pengetahuan dan memiliki pengalaman sebagai individu, juga dilatih keterampilan individu sebagai bagian dari tim, Ketika kita melakukan kegiatan berkelompok dalam hal ini melakukan pendakian bersama, saat dihadapkan pada kondisi terbatasnya informasi dan sumber daya, saat berada didalam kondisi yang bisa berhubungan dengan orang lain juga memberikan rasa aman dan perasaan tenang karena tahu bahwa akan ada orang lain yang dapat membantu jika terjadi masalah. Sebuah stressor yang signifikan dalam situasi survival adalah harus mengandalkan sumber daya Anda sendiri .

Stres dalam bertahan hidup (survival) yang disebutkan dalam bagian ini tidak berarti satu-satunya yang mungkin akan dihadapi. Ingat, apa yang menjadi stres untuk satu orang mungkin tidak berlaku untuk orang lain. Pengalaman, pelatihan , pandangan hidup, kondisi fisik dan mental, dan tingkat kepercayaan diri sangat berkontribusi terhadap apa yang akan dihadapi saat menghadapi stres dalam lingkungan bertahan hidup (survival). Tujuannya bukan untuk menghindari stres, melainkan untuk mengelola stres dalam bertahan hidup (survival) dan membuat mereka bekerja untuk Anda.

Dengan menguasai serta memiliki pengetahuan umum tentang stres dan stres pada umumnya yang terjadi saat dalam kondisi bertahan hidup(survival) yang kita sebutkan diatas. selain itu langkah berikutnya adalah untuk menguji reaksi Anda terhadap stres mungkin akan Anda hadapi.

“Survival starts by paying attention to what is close at hand and immediate. To look out with idle hope is tantamount to dreaming one's life away.” 
- Yann Martel



4.    NATURAL REACTIONS
REAKSI ALAMIAH

Manusia telah mampu bertahan dalam perubahan yang terjadi pada lingkungan disekitarnya selama berabad-abad. Kemampuannya untuk beradaptasi secara fisik dan mental saat menghadapi perubahan yang terjadi di bumi (dunia) ini, dapat membantu bertahan hidup, sementara ada beberapa spesies lainnya mengalami kepunahan. Sebuah mekanisme survival yang sama yang membuat nenek moyang kita bertahan hidup sampai sekarang, sama berlaku juga buat kita sehingga akan dapat membantu kita tetap bertahan hidup juga! Mekanisme reaksi alami ini (Ketakutan, Kecemasan, Kemarahan dan Frustasi, Depresi, Kesepian dan Kebosanan, dan Rasa Bersalah) dalam survival akan dapat membantu Anda untuk bertahan hidup, namun juga dapat juga berbalik melawan Anda jika tidak memahami dan mengantisipasi  serta mengelola kehadirannya.

Hal ini tidak mengherankan bahwa rata-rata orang akan memiliki beberapa reaksi psikologis dalam situasi bertahan hidup (survival) sebagai bagian dari mekanisme alamiah (rekasi alamiah) kita. Paragraf berikut menjelaskan beberapa reaksi-reaksi internal utama yang Anda atau siapa pun yang bersama dalam kondisi survival yang dinyatakan dalam paragraph sebelumnya.


4.1. Fear
Ketakutan

Ketakutan adalah respon emosional kita ketika menghadapi keadaan berbahaya yang dipercaya memiliki potensi untuk menyebabkan kematian, cedera, atau penyakit. Bahaya ini tidak hanya terbatas pada kerusakan fisik, namun selain ancaman secara fisik, ancaman bahaya juga akan berpengaruh terhadap emosi dan mental Anda, sehingga dapat menghasilkan rasa takut. Jika Anda mencoba untuk bertahan hidup, ketakutan dapat berfungsi positif jika mendorong Anda untuk berhati-hati dalam situasi di mana kecerobohan dapat mengakibatkan cedera. Sayangnya, rasa takut juga dapat melumpuhkan Anda. Hal ini dapat menyebabkan Anda menjadi begitu takut bahwa Anda akan gagal untuk melakukan kegiatan penting agar dapat bertahan dalam kondisi survival. Kebanyakan orang akan memiliki beberapa tingkat ketakutan ketika ditempatkan di lingkungan yang tidak dikenalnya dalam kondisi yang sulit. Tidak perlu malu untuk mengakui hal ini! Anda harus sering melatih diri untuk tidak dikuasai oleh ketakutan Anda sendiri. Idealnya, melalui pelatihan yang realistis, Anda dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda dan dengan demikian mengelola ketakutan Anda.

“Fear is a part of life. It's a warning mechanism. That's all. It tells you when there's danger around. Its job is to help you survive. Not cripple you into being unable to do it.” 
- Jim Butcher

4.2.    Anxiety
Kecemasan

Terkait dengan ketakutan adalah kecemasan. Karena itu wajar bagi Anda untuk takut, juga alami bagi Anda untuk mengalami kecemasan. Kecemasan bisa menjadi gelisah, perasaan khawatir yang Anda dapatkan ketika menghadapi situasi berbahaya (baik secara ; fisik, mental, dan emosional). Ketika digunakan dan diarahkan dengan cara yang sehat, kecemasan dapat mendorong Anda untuk bertindak pada saat tepat, atau setidaknya membuat Anda dapat lebih peka untuk memahami atau mengetahui, bahaya yang mengancam keberadaan Anda. Jika Anda tidak pernah cemas, akan ada sedikit motivasi untuk membuat perubahan dalam hidup Anda. Dalam hidup, anda dapat mengurangi kecemasan Anda dengan melakukan tugas-tugas yang akan memastikan Anda dapat melalui cobaan hidup. Ketika Anda mengurangi kecemasan Anda, Anda juga mengendalikan  sumber kecemasan – yaitu rasa ketakutan Anda. Dalam bentuk ini, kecemasan adalah baik, namun, kecemasan juga dapat memiliki dampak yang menghancurkan. Kecemasan dapat membanjiri Anda ke titik di mana Anda menjadi mudah bingung dan mengalami kesulitan berpikir. Setelah ini terjadi, hal itu akan menjadi semakin sulit bagi Anda untuk membuat penilaian yang baik dan membuat keputusan yang tepat. Untuk bertahan hidup, Anda harus belajar teknik untuk mengelola kecemasan Anda dan menjaga mereka dalam kisaran di mana mereka membantu, tidak ada salahnya untuk mulai mencoba dalam kehidupan sehari-hari kita.

4.3.    Anger and Frustration
Kemarahan dan Frustrasi

Frustrasi muncul ketika Anda terus-menerus dihadapkan pada kegagalan dalam upaya Anda untuk mencapai tujuan. Tujuan dalam bertahan hidup (survival) adalah untuk tetap hidup sampai Anda bisa mencapai bantuan atau sampai bantuan dapat mencapai Anda. Untuk mencapai tujuan ini , Anda harus menyelesaikan beberapa tugas dengan sumber daya yang minim. Tidak dapat dipungkiri, dalam mencoba untuk melakukan tugas-tugas ini atau bertahan hidup, bahwa akan terjadi suatu tindakan yang salah, bahwa sesuatu akan terjadi di luar kendali Anda, dan bahwa hidup Anda sedang dipertaruhkan, setiap kesalahan yang terus terjadi akan berpengaruh. Dengan demikian, pada akhirnya, Anda harus dapat mengatasi frustrasi ketika beberapa rencana Anda mengalami kesulitan ataupun kegagalan. Salah satu hasil dari frustrasi ini adalah kemarahan. Ada banyak peristiwa dalam situasi bertahan hidup (survival) yang dapat membuat anda frustasi dan marah, seperti ; Tersesat, rusak atau lupa peralatan, cuaca, medan yang tidak ramah, dan keterbatasan fisik, ini adalah hanya sebagian dari beberapa sumber frustrasi dan kemarahan. Frustrasi dan kemarahan akan menghasilkan reaksi impulsif, perilaku irasional, keputusan buruk dan berpikir diluar nalar. Dalam beberapa kasus , "I quit" sikap mudah menyerah (orang kadang-kadang menghindari melakukan sesuatu yang tidak dapat mereka kuasai). Jika Anda bisa memanfaatkan dan dengan benar menyalurkan intensitas emosional yang terkait dengan kemarahan dan frustrasi, Anda akan produktif, dengan membuat Anda bertindak sebagai jawaban akan tantangan hidup. Jika Anda tidak benar-benar fokus menguasai perasaan marah Anda, Anda dapat membuang banyak energy. Di dalam keadaan yang dapat menguasai rasa marah akan banyak memberi peluang Anda untuk bertahan hidup atau memberi kesempatan peluang hidup yang lebih besar pada orang di sekitar Anda.

4.4.    Depression
Depresi

Anda akan menjadi orang yang aneh jika Anda tidak pernah merasakan kesedihan, setidaknya untuk sesaat, ketika dihadapkan dengan kesulitan hidup. Namun kesedihan yang mendalam akan berubah, menjadi "Depresi". Depresi berhubungan erat dengan frustrasi dan kemarahan. Frustrasi akan menyebabkan Anda menjadi semakin marah ketika Anda gagal untuk mencapai tujuan Anda. Jika kemarahan tidak membantu Anda sukses, maka tingkat frustrasi akan semakin meningkat lebih tinggi. Sebuah siklus destruktif antara kemarahan dan frustrasi akan terus sampai pada suatu titik dimana Anda menjadi down ; secara fisik, emosional, dan mental. Ketika Anda mencapai titik ini, Anda mulai menyerah, dan pergeseran fokus Anda dari "Apa yang bisa saya lakukan" berubah menjadi "Tidak ada yang bisa saya lakukan". Depresi adalah ekspresi putus asa, perasaan tidak berdaya. 

Tidak ada yang salah dengan rasa sedih, karena Anda mengalami perasaan dan pikiran Anda kembali ke peradaban dan dunia dimana orang yang Anda cintai berada namun pada saat yang samaAnda dihadapkan pada kondisi bertahan hidup (survival) disuatu tempat yang tidak diketahui. Pikiran seperti itu, pada kenyataannya, dapat memberikan keinginan untuk berusaha lebih keras dan hidup satu hari lagi sehingga dapat diselamatkan ataupun selamat. Tapi di sisi lain, jika Anda membiarkan diri Anda tenggelam dalam keadaan tertekan, maka bisa menguras seluruh energi Anda diseret dalam kesedihan yang mendalam. Ada yang lebih penting sebenarnya yang seharusnya dapat dijadikan pegangan, bahw "keinginan Anda untuk bertahan hidup". Sehingga menjadi hal yang harus penting pada saat menghadpi kondisi survival bahwa "Anda menolak menyerah pada depresi".

4.5.    Loneliness and Boredom
Kesepian dan Kebosanan

Manusia adalah mahluk sosial. Manusia menikmati kebersamaan dan bersosialisasi  dengan orang lain. Sangat sedikit orang yang ingin sendirian sepanjang waktu! Namun kadang saat dihadapkan pada kondisi terisolisasi dalam keadaan bertahan hidup (survival). Isolasi sebenarnya tidak buruk. Kesepian dan kebosananlah justru yang dapat timbul kepermukaan yang pada akhirnya sangat mempengaruhi sikap Anda, yang selama ini mungkin tidak terpikirkan oleh Anda sendiri atau orang lain. Tingkat imajinasi dan kreativitas Anda miliki mungkin akan mengejutkan Anda. Ketika diminta untuk melakukannya, Anda mungkin menemukan beberapa bakat dan kemampuan tersembunyi, Anda dapat memanfaatkan reservoir kekuatan batin dan ketabahan Anda tidak pernah tahu bahwa Anda memilikinya. Sebaliknya, kesepian dan kebosanan dapat menjadi sumber lain dari depresi. Jika Anda hidup sendiri, atau dengan orang lain, Anda harus menemukan cara untuk menjaga pikiran Anda produktif diduduki. Selain itu, Anda harus mengembangkan tingkat swasembada. Anda harus memiliki keyakinan dalam kemampuan Anda untuk " pergi sendiri".

“When walking alone in a jungle of true darkness, 
there are three things that can show you the way: 
instinct to survive, the knowledge of navigation, 

creative imagination. Without them, you are lost.” 
Toba Beta


4.6.  Guilt
Rasa Bersalah

Keadaan yang menyebabkan Anda berada dalam lingkungan bertahan hidup (survival) kadang-kadang sangat dramatis dan tragis. Mungkin Anda adalah satu-satunya yang selamat atau salah satu dari beberapa yang selamat. Sementara secara alami Anda bersyukur masih diberi kesempatan hidup, namun secara bersamaan ada rasa bersalah menyerang Anda merasa sangat berkabung atas kematian orang lain yang kurang beruntung. Merasa Kejadian kejadian ini tidak adil, sehigga merasa bersalah karena menjadi orang yang beruntung terhindar dari kematian sementara yang lain tidak. Perasaan ini, bila digunakan dengan cara yang positif, akan mendorong orang untuk berusaha lebih keras untuk bertahan dengan keyakinan bahwa mereka diizinkan untuk hidup karena ada beberapa alasan yang lebih besar dalam hidup ini sehingga Anda diijinkan tetap hidup. Kadang, keinginan untuk tetap hidup adalah agar bisa melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh mereka yang tewas. Apapun alasan Anda saat diberi kesempatan untukk hidup, jangan biarkan perasaan bersalah mencegah Anda tetap bertahan hidup. Jika yang selamat membuang kesempatan mereka untuk bertahan hidup maka tidak akan mencapai apa-apa. Tindakan semacam itu akan menjadi tragedi terbesar.

“Who wants to die? Everything struggles to live. Look at that tree growing up there out of that grating. It gets no sun, and water only when it rains. It's growing out of sour earth. And it's strong because its hard struggle to live is making it strong. My children will be strong that way.” 
Betty Smith



5.   PREPARING YOURSELF
MEMPERSIAPKAN DIRI

Misi Anda dalam situasi bertahan hidup (survival) adalah untuk tetap hidup. Bermacam-macam pikiran dan emosi akan Anda alami dalam situasi hidup dapat membawa Anda bertahan hidup (survival), ataupun mereka dapat membawa Anda gagal bertahan hidup (survival). Ketakutan, kecemasan, kemarahan, frustrasi, rasa bersalah, depresi, dan kesepian adalah semua reaksi yang mungkin akan terjadi secara umum dalam kondisi untuk bertahan hidup. Reaksi-reaksi ini, ketika dapat dikendalikan dengan cara yang sehat dan tepat, akan dapat membantu untuk meningkatkan kemungkinan Anda bisa bertahan hidup. Hal ini menuntut Anda untuk lebih bersungguh-sungguh dan fokus, untuk melawan kembali ketika rasa takut datang, untuk mengambil tindakan yang menjamin keselamatan dan keamanan, untuk mempertahankan keyakinan dan saling percaya serta dapat diandalkan dengan sesama anggota tim, dan berusaha melawan rintangan yang besar. Bila Anda tidak dapat mengendalikan reaksi-reaksi ini dengan cara yang sehat dan tepat, mereka dapat membawa Anda menuju kematian. Alih-alih mengerahkan sumber daya internal Anda, ketika Anda lebih mendengarkan rasa kekhawatiran internal Anda. Ketakutan ini justru akan menyebabkan Anda mengalami kekalahan psikologis jauh sebelum Anda secara fisik mengalami mengalah, dan menyerah sebelum berjuang. Ingat, bertahan hidup adalah sesuatu hal yang wajar untuk semua orang, yang kadang tidak dapat diduga membawa Anda ke dalam perjuangan hidup atau mati untuk bertahan hidup. Jangan takut dengan "reaksi alami untuk situasi yang tidak alami ini". Siapkan diri Anda untuk bisa mengendalikan reaksi ini sehingga mereka membantu menghadapi dan membawa Anda tetap bertahan hidup dengan kehormatan dan martabat.

Selalu mempersiapkan diri dan mengetahui bahwa reaksi Anda dalam menghadapi kondisi bertahan hidup adalah reaksi yang produktif, bukan destruktif. Tantangan hidup telah menghasilkan banyak contoh kepahlawanan, keberanian, dan pengorbanan diri. semua ini adalah kualitas hidup yang dapat membawa Anda keluar dari kondisi tersebut, hal itu akan terjadi jika Anda telah mempersiapkan diri. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu mempersiapkan diri secara psikologis untuk bertahan hidup. Melalui belajar panduan ini dan mengikuti pelatihan survival Anda dapat mengembangkan "sikap hidup".


5.1.  Know Yourself
Tahu Diri

Anda harus meluangkan waktu melalui pelatihan, saat dengan keluarga, dan teman-teman untuk menemukan siapa yang ada di dalam Anda. Memperkuat kualitas Anda lebih kuat lagi dan mengembangkan kemampuan dan pengetahuan And yang diperlukan untuk dapat bertahan hidup.


5.2.  Anticipate Fears
Mengantisipasi Ketakutan

Jangan berpura-pura bahwa Anda tidak memiliki kekhawatiran. Mulailah berpikir dan menemukan tentang apa yang akan paling menakutkan buat Anda saat untuk bertahan hidup sendirian. Melatih cara mengatasi ketakutan tersebut untuk dapat bertahan hidup (survival) harus menjadi perhatian dan prioritas Anda. Tujuannya bukan untuk menghilangkan rasa takut, tetapi untuk membangun rasa percaya diri dalam kemampuan Anda untuk berfungsi meski ada kekhawatiran Anda.


5.3.  Be Realistic
Realistis

Jangan takut untuk membuat penilaian yang jujur ​​tentang situasi. Lihat keadaan seperti apa mereka sebenarnya, bukan seperti apa yang Anda ingin. Menjaga harapan hidup dalam memperkirakan situasi. Ketika Anda masuk dalam kondisi survival tentukan keadaan terbaik dan tidak realistik agar tetap menjaga harapan untuk tetap bertahan hidup sehingga dapat menjadi lentera dan tenaga pendorong untuk bisa terus bertahan hidup, namun mempersiapkan kondisi terburuk yang akan diihadapi atau yang akan terjadi sehingga akan membuat kita waspada dan berhati-hati, Anda mungkin akan menghadapi kecewaan yang sagat pahit namun hal itu akan membuat anda dapat bertahan hidup dan membuat Anda siap untuk mengelola kekecewaan dan kesedihan. Seperti kata pepatah, "Letakan harapan setinggi langit, dan bersiap untuk hal yang terburuk". Adalah jauh lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan kejutan menyenangkan tentang nasib yang tak terduga, daripada Anda akan kecewa dengan keadaan hidup yang sangat keras dan selalu bersikap menyedihkan saat harus menghadapi keadaan yang tak terduga.


5.4.  Adopt A Positive Attitude
Menerapkan Sikap Positif

Belajarlah untuk melihat potensi yang baik dalam segala hal. Mencari yang baik tidak hanya mendongkrak moral, juga sangat baik untuk melatih imajinasi dan kreativitas.


5.5.  Remind Yourself What Is At Stake
Ingatkan Diri Apa Yang Dipertaruhkan

Kegagalan untuk mempersiapkan diri secara psikologis untuk mengatasi survival menyebab kan beberapa reaksi, seperti depresi, kecerobohan, kurangnya perhatian, kehilangan kepercayaan diri, pengambilan keputusan yang buruk, dan menyerah sebelum tubuh memberi masuk Ingat bahwa hidup Anda dan kehidupan orang lain yang bergantung pada Anda dipertaruhkan.


5.6.  Train
Pelatihan

Melalui pelatihan dan pengalaman hidup, diharapkan akan membuat kita selalu mampu mempersiapkan diri menghadapi kerasnya hidup. Mendemonstrasikan keterampilan Anda dalam pelatihan akan memberi Anda kepercayaan diri untuk mengatasi segala sesuatu yang akan timbul dalam hidup maupun dalam kondisi survival di alam bebas, semakin realistisnya pelatihan, semakin besar kemampuan kita mengatasi dalam kondisi bertahan hidup dalam lingkungan yang sebenarnya.


5.7.  Learn Stress Management Techniques
Belajar Teknik Manajemen Stres

Orang di dalam kondisi stres memiliki potensi untuk panik jika mereka tidak terlatih dan tidak siap secara psikologis, untuk menghadapi apapun keadaan yang mungkin akan terjadi. Meskipun Anda sering dihadapkan pada keadaan bahwa Anda tidak dapat mengendalikan keadaan hidup di mana Anda berada, namun Anda memiliki kemampuan untuk mengendalikan respons Anda terhadap situasi tersebut. Belajar teknik manajemen stres secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk tetap tenang dan fokus saat Anda berfungsi untuk menjaga diri dan orang lain bertahan hidup. Beberapa teknik yang baik untuk mengembangkan keterampilan termasuk relaksasi , keterampilan manajemen waktu, kemampuan bersikap asertif, dan keterampilan restrukturisasi kognitif (kemampuan untuk mengontrol bagaimana Anda melihat situasi). Ingat, "kehendak untuk bertahan hidup" juga dapat dianggap "penolakan untuk menyerah".

Semoga bermanfaat….