Tampilkan postingan dengan label Tips. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tips. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Maret 2014

SURVIVAL : PENTINGNYA PERENCANAAN-PERSIAPAN DAN SURVIVAL KITS

PENGETAHUAN DASAR
DALAM SURVIVAL (3)

Membaca ulang coretan lama dan menyalin kembali dan menggabungkan beberapa tulisan lama yang berserakan dalam beberapa coretan lama yang terpisah-pisah, lalu mereview tulisan tersebut, mengedit, menyesuaikan dan menambahkan beberapa hal, terutama gambar dan revisi dibeberapa bagian dengan sumber : dari beberapa artikel, dari wikipedia dan dari manual guidance tentang survival yang dikeluarkan oleh dan untuk Tentara Amerika, memberi kesenangan tersendiri, seperti dibawa ke masa silam, dan merasakan kembali rasa yang dulu pernah memiliki dan sudah lama hilang, yaitu rasa hive saat menulis, walaupun dulu hanya sekedar membuat catatan yang dituang di selembar kertas atau dibuku harian. Menulis tentang artikel Survival, lumayan memeras otak dan mencoba untuk menolak lupa, banyak yang harus diedit dan disesuaikan, beruntung pernah ikut pelatihan dan pernah membuat catatan. sehingga masih bisa memahami dan sangat membantu merefresh memori....

Jakarta, 15 Maret 2014...

Sebagai seorang yang sering berinteraksi dengan alam, entah itu sebagai seorang Pecinta-Alam, Backpacker, Freelancer, Avonturir, ataupun penggiat Olahraga di Alam bebas, selalu memiliki resiko yang sangat tinggi, menghadapi keadaan yang membahayakan diri, seperti resiko kesasar, menghadapi binatang buas, cedera ringan maupun berat dan paling memilukan adalah menghadapi resiko kematian... Dikarenakan kondisi di alam bebas kadang tidak dapat diprediksi dan diduga apa yang akan terjadi didepan kita... Membuat sebuah perencanaan yang baik dengan mempersiapkan diri adalah salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi kondisi ketidak-pastian di Alam bebas tersebut... Perencanaan yang paling baik adalah membuat perencanaan perjalanan di alam bebas dengan memasukan dan memperhitungkan potensi dan resiko menghadapi kondisi survival, sehingga membekali diri dengan pengetahuan tentang survival dan karakteristik alam yang akan digunakan untuk berkegiatan adalah sebagai sebuah keharusan, disamping itu mempersipkan diri secara fisik dan mempersiapkan peralatan standar, dan peralatan untuk survival adalah sesuatu yang wajib untuk dibawa kemanapun kita akan berkegiatan di alam bebas... Jangan sampai membuat perencanaan pada saat sudah terjadi peristiwa (kondisi survival), hal ini akan sangat menguras tenaga, pikiran dan menekan emosi serta perasaan, karena akan dihadapkan ketidak mampuan dan minimnya peralatan yang akan menopang kehidupan saat harus dihadapkan pada kondisi survival. Membaca dan mempraktekkan teknik-teknik bertahan hidup dalam manual ini dan menerapkan konsep-konsep dasar dalam survival, serta mempertimbangkan lingkungan di mana akan beraktivitas, mempersiapkan survival kits, dan menggunakan imajinasi dalam menyusun survival kits, akan sangat membantu meringkas ataupun memadukan fungsi yang pada kondisi tertentu akan sangat membantu, selain bisa meringkas barang survival kits yang dibawa, juga akan semakin efisien dalam bertahan hidup. Dan pada akhirnya akan membawa Anda kembali pulang ke rumah.


PENTINGNYA PERENCANAAN DAN PERSIAPAN

Dalam kondisi survival orang akan dihadapkan pada kebingungan dan disorientasi, sehingga sering kali menimbulkan rasa kepanikan yang luar biasa, dan kebingungan dalam mengambil keputusan ataupun tindakan. Sehingga dalam kondisi survival terutama tersesat atau berada di suatu tempat yang tidak kita ketahui, serta dalam kondisi penopang hidup yang sangat minim, seperti makanan, air, tempat perlindungan dan berada dilokasi yang terisolasi dengan dunia luar. Menuntut untuk membuat sebuah perencanaan saat dihadapkan pada keadaan survival, dan dituntut untuk tidak melakukan tindakan-tindakan di luar perencanaan yang justru akan membahayakan diri kita sendiri, sebelum membuat perencanaan ini alangkah baiknya kita mengikuti pedoman atau prinsip dasar dalam survival yang harus dilakukan secara berurutan, yaitu "STOP".
  • S = Stop/Sit Down, berhenti dan beristirahat,
  • T = Thingking, berpikir dan menyadari masalah yang dihadapi,
  • O = Observe, mengamati keadaan lingkungan,
  • P = Planning, membuat rencana mengenai tindakan yang akan dilakukan.

Ada juga beberapa penggiatan di alam bebas, membagi prinsip atau pedoman dasar survival, pada saat dihadapkan kondisi untuk bertahan hidup dengan istilah "SPEAR" :
  • S = Stop, berhenti,
  • P = Planning, membuat rencana,
  • E = Execute, melaksanakan rencana yang telah dibuat,
  • A = Asses, menilai apa yang telah dilaksanakan,
  • R = Re-evaluate, mengevaluasi kembali dari rencana, pelaksanaan dan hasil penilaian untuk digunakan sebagai pertimbangan rencana survival selanjutnya.
Jauh sebelum menghadapi kondisi survival alangkah baiknya sudah memiliki perencanaan dalam menghadapi kemungkinan terburuk, seperti kondisi terluka, bertahan hidup (survival) ataupun mengalami kedua-duanya. Sehingga merencanakan dan mempersiapkan diri sebelum melakukan suatu perjalanan akan membuat lebih waspada dan siap saat hal itu terjadi. Perencanaan dan persiapan yang dilakukan akan meningkatkan kesempatan untuk bertahan hidup saat tanpa diduga dihadapkan pada kondisi survival. Kondisi survival ini dapat terjadi pada siapa saja, di mana saja, kapan saja, jadi ingatlah : "failure to plan is a plan to fail" (kegagalan untuk membuat Perencanaan Bertahan Hidup adalah Sebuah Rencana untuk gagal). Salah satunya adalah membekali diri dengan pengetahuan tentang segala hal yang berhubungan dengan tempat yang digunakan beraktivitas, dan membekali diri dengan peralatan yang memadai, salah satunya adalah survival kits, disamping peralatan standar lainnya.

Rencana yang dibuat harus selalu mengacu pada penghindaran dan pemulihan (Evasion and Recovery / E & R), dalam mempersiapkan perlu memperhitungkan ketersediaan suplai pendukung hidup dan peralatan untuk kondisi darurat (emergensi). Saat membuat rencana perjalanan sebaiknya :
  • Harus mempertimbangkan lamanya waktu perjalanan, memperhitungkan jarak yang akan ditempuh,
  • Mempelajari kondisi medan yang akan dihadapi, seperti kontur, vegetasi hutan dan kondisi geoografis pada lokasi yang akan dihadapi,
  • Mempelajari dan memperhatikan cuaca dan kebiasaan terjadinya perubahan cuaca yang sering terjadi dilokasi,
  • Mempelajari tanaman dan binatang apa saja yang hidup dihabitat alam yang akan dijelajahi, sehingga minimal memiliki pengetahuan tentang binatang atau tanaman yang berbahaya ataupun yang dapat dimakan dilokasi yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan,
  • Mempelajari fasilitas di lokasi dan sistem pendukung yang ada dilokasi kegiatan, sebagai contoh saat melakukan pendakian, sebaiknya harus tahu pemimpin desa terakhir, Pos SAR setempat, Pos Penjaga Hutan, Pos Polisi, Rumah Sakit terdekat sehingga memliki gambaran yang lengkap tentang langkah apa yang akan kita lakukan, kemana kita akan melakukan, jika terjadi kecelakaan ataupun butuh pertolongan.
  • Dan yang tidak kalah penting yang tidak boleh ditinggalkan adalah “survival Kits”.


Sebuah rencana tanpa persiapan hanya akan menjadi selembar kertas tanpa guna. Hal ini hanya akan mempersulit diri dalam melakukan kegiatan di Alam bebas, dan hanya akan mengakibatkan penyesalan dibelakang hari saat rencana yang dibuat hanyalah sebatas rencana, tanpa berusaha untuk mempersiapkannya, jika ternyata dalam pelaksanaan terjadi kondisi yang sudah diperkirakan pada saat membuat perencanaan tetapi tidak disiapkan, sampai pada akhirnya apa yang sudah ketahui terjadi, pada akhirnya justru akan merepotkan diri sendiri dan bahkan membahayakan jiwa. Sehingga selain perencanaan, mempersiapkan ketersediaan semua hal yang sudah direncanakan menjadi hal yang harus diprioritaskan saatnya melakukan kegiatan di alam bebas, hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah :
  • Persiapkan diri dan pastikan kondisi fisik dan kesehatan prima (sehat, tidak sakit gigi, flu dll). (mendapatkan imunisasi jika diperlukan saat melakukan kegiatan ada potensi penyakit epidemi ataupun menular),
  • Siapkan perlindungan diri seperti ; jaket, jas hujan, baju hangat, cadangan pakaian, pelindung kepala dan leher, kaos kaki, masker (in case jika terjebak di tempat yang memungkikan adanya gas ataupun gangguan pernafasan), sepatu yang sesuai dengan lokasi kegiatan sebaiknya kedap air, tas yang memenuhi standar sehingga membuat nyaman selama melakukan perjalanan.
  • Persiapkan peralatan pendukung dalam melakukan perjalanan seperti :sleeping bag, tenda, Peta Lokasi, Kompas.
  • Persiapkan perbekalan, dari makanan dan minuman yang harus dibawa yang sudah disesuaikan dengan rencana, kebutuhan kalori dan asupan yang dibutuhkan yang sesuai dengan lokasi saat melakukan kegiatan di alam bebas dilebihkan sebagai cadangan jika sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi.
  • Persiapkan dan pelajari pengetahuan survival yang sesuai dengan lokasi dimana akan melakukan kegiatan (survival di Gunung/di Gurun/di Laut/di Daerah Tropis/di Daerah beriklim dingin) buat catatan-catatan penting dalam buku catatan perjalanan, sehingga seandainya tanpa terduga dihadapkan pada kondisi survival ditempat tersebut, memiliki beberapa catatan yang penting akan menghemat waktu yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan dalam kondisi survival (lihat penjelasan dari “STOP”).
  • Yang tidak kalah penting yang harus dipersiapkan adalah peralatan survival kits termasuk obat-obatan dan peralatan P3K. (akan dijelaskan dalam sub bahasan dalam artikel ini tentang survival kits)....
Membuat detil perencanaan dan memasukan pertimbangan potensi survival yang mungkin bisa terjadi dalam perencanaan perjalanan dan mempersiapkan diri, akan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup jika terjadi keadaan darurat. Misalnya, Jika dalam beraktivitas di alam bebas mengharuskan berkegiatan di sebuah tempat yang sempit atau didaerah tertutup yang membatasi apa yang dapat dibawa, sebaiknya harus membuat rencana dan meentukan di mana ransel atau peralatan beban dapat ditempatkan. Taruh di disuatu tempat yang tidak akan menghalangi jalan keluar dengan cepat, namun harus selalu diingat saat menaruh barang bawaan tersebut letakan di tempat yang mudah diakses.

Menyiapkan dan membawa survival kit adalah sama pentingnya dengan pertimbangan yang disebutkan diatas. Semua pesawat terbang, kapal laut ataupun moda transportasi kebanyakan memiliki survival kit (minimal P3K) yang disesuaikan dengan jenis wilayah yang akan dilewati. Ada survival kits yang disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan dimana akan melakukan perjalanan, seperti diatas laut, didaerah beriklim panas (tropis/khatulistiwa), di daerah beriklim dingin (sub tropis/berhawa dibawah 0 derajat C/daerah bersalju) dll. Selalu mengetahui dimana Survival Kit ditempatkan akan mampu menyelamatkan dari bahaya atau minimal mengurangi resiko yang membahayakan jiwa... Karena itu sebaiknya letakan survival kit ditempat yang mudah diakses atau mudah diambil dari tas kita, dan dapat pula ditempat melekat dengan badan kita (taruh di rompi, LBE, atau tas daypack). Semakin cepat dapat mengakses akan semakin cepat menolong jiwa, ketika sesuatu kejadian yang tidak terduga terjadi, yang kadang bisa terjadi dalam hitungan menit ataupun detik.

Bahkan survival kit yang sederhanapun, jika disiapkan dengan benar, akan sangat berharga ketika dihadapkan dengan masalah bertahan hidup di alam bebas. Namun, sebelum menyiapkan dan membuat survival kits, Pertimbangkan kegiatan yang akan dilakukan, lingkungan dan karakteristik, kondisi geografi daerah yang akan kita gunakan untuk berkegiatan....


SURVIVAL KITS

Survival Kits, dapat terdiri dalam berbagai ukuran, berisi perlengkapan dan alat-alat untuk memberikan survivor perlindungan dasar terhadap unsur-unsur bahaya disekitar dirinya, membantu dia untuk tetap bertahan hidup : tetap hangat, memenuhi kesehatan dasar dan kebutuhan P3K, menyediakan makanan dan air, sinyal untuk penyelamat, dan membantu dalam menemukan jalan kembali. Lingkungan tempat untuk melakukan kegiatan ataupun perjalanan adalah kunci untuk menentukan item apa saja yang akan butuhkan dalam survival kits. Berapa banyak peralatan yang akan dimasukkan ke dalam survival kits, tergantung juga pada bagaimana akan membawa survvival kits tersebut.

Sebuah survival kit yang diletakan dekat dengan tubuh akan lebih kecil ukurannya dari pada survival kits yang ada dalam kotak atau tempat survival kit yang ada di tas ransel. Selalu membekali diri dan letakan beberapa survival kit dekat dengan tubuh, gunakan rompi ataupun tas khusus kecil yang selalu melekat dekat dengan tubuh dan juga diransel utama. Tempatkan barang-barang yang paling penting dekat dengan tubuh. Misalnya, peta dan kompas harus selalu berada di dekat dengan tubuh. Termasuk juga item dasar untuk mempertahankan hidup seperti pisau kecil, beberapa kit P3K. Taruh barang barang sesuai dengan pentingya barang tersebut, tempatkan barang-barang (survival kit) yang berukuran besar kedalam ransel, dengan catatan tempatkan di suatu tempat yang mudah dijangkau dalam ransel...

Dalam mempersiapkan Survival Kits ini, agar mempertimbangkan "The Rule of Threes." dalam survival, bahwa dalam kondisi survival orang akan dihadapkan pada keadaan, dimana hidup hanya dapat bertahan :
  • 3 menit tanpa udara
  • 3 jam tanpa suhu tubuh yang sesuai dengan kemampuan tubuh bertahan 
  • 3 hari tanpa air
  • 3 minggu tanpa makanan
Sehingga dalam mempersiapkan Survival Kits pilih item selain berdasarkan lokasi kegiatan juga harus memperhatikan "The Rule of Threes" tersebut, selain itu dalam mempersiapkan Survival Kits harus : bisa serba guna, kompak, ringan, tahan lama, dan yang paling penting fungsional. Item yang dibawa dalam melakukan perjalanan akan tidak baik jika ukurannya terlalu besar dan tidak didesain untuk kondisi survival. Penempatan Item survival kits harus saling melengkapi dari lapis per lapis. Sebuah cermin sinyal di saku dapat didukung oleh pena flare di LBE (Load Bearing Equipment = semacam rompi berbentuk sabuk yang biasa digunakan oleh militer) dan didukung panel sinyal dalam ransel. Sebuah pematik api (korek api) disaku rompi dapat dilengkapi dengan magnesium bar (batang magnesium) di LBE dan dry tinder (bahan pembuat api, biasanya kertas kering, kapas dll).

Survival kits tidak perlu rumit, hanya perlu item yang fungsional yang akan memenuhi kebutuhan, jika terdapat 2 item yang memiliki fungsi sama pilih salah satu, lebih bagus lagi jika memiliki fungsi lebih dari satu. Untuk mengorganisasi semua item tersebut dibutuhkan kotak untuk menyimpan item-item survival kits tersebut, selain dengan membeli, dapat juga menggunakan : Kotak Perban, Kotak Sabun, Kaleng Tembakau, Kotak Amunisi, atau kotak-kotak yang lain, dimana kotak tersebut harus memenuhi persyaratan sebagi berikut :
  • Anti/Tahan air (waterproof).
  • Mudah dibawa atau mudah ditaruh didekat tubuh Anda.
  • Cocok untuk menyimpan berbagai ukuran komponen.
  • Tahan lama.
(Kotak Survival Kits)
(Kotak Survival Kits dari Barang Bekas Pakai, bekas wadah tembakau)
Survival kits harus dipilah-pilah berdasarkan katagori yang disesuaikan dengan "The Rules of Three", sesuai dengan prioritas. Setiap kategori harus berisi item yang memungkinkan membantu untuk mempertahankan hidup dan memenuhi kebutuhan dasar, pembagian kategori ini dapat dibagi dalam :

  • Survival Kits - Shelter (Tempat Perlindungan Darurat)
  • Survival Kits - Water Procurement (Pengadaan dan Penyimpanan Air)
  • Survival Kits - Food Procurement (Cadangan, Pengadaan & Pengawetan Makanan)
  • Survival Kits - Making Fire (Membuat Api)
  • Survival Kits - Medics (Kesehatan dan P3K)
  • Survival Kits - Signal (Sinyal)
  • Survival Kits - Miscellaneous (Lain-Lain)


1. Survival Kits - Shelter 
(Tempat Perlindungan darurat)

Survival kits yang dikategorikan dalam kategori ini, ada beberapa bahan yang direkomendasikan untuk tempat atau membuat perlindungan darurat, dan bisa digunakan disemua wilayah geografis. Pilihan yang sering dimasukkan dalam survival kits ini adalah :
  • Space Blanket atau Survival Blanket/Emergency Blanket/Emergency Thermal Blanket, yaitu selimut yang terbuat dari bahan polyster tipis yang dilapisi alumunium, selimut ini anti air dan dapat menahan panas tubuh, selain dapat digunakan sebagai penahan panas, karena dilapisi oleh lapisan alumunium, space blanket ini dapat berfungsi sebagai reflektor dan barang yang sangat mudah dilihat dari ketinggian ataupun dari jauh, sehingga memiliki fungsi sebagai signal survival kit,
  • Poncho Ringan, berbahan tipis dan anti air, digunakan untuk perlindungan terhadap angin dan hujan,
  • "Tent tube" atau “bivvy bag”, di Indoesia lebih dikenal dan yang sering digunakan adalah sleeping bag,
  • Tarp (tarpaulin) with grommets (baik berbahan nilon atau polyster), adalah terpal atau tenda dengan lubang mata disekeliling, di Indonesia lebih dikenal digunakan untuk tenda resepsi ataupun tenda untuk pedagang kaki lima. fungsinya sebagai bahan untuk membuat bivak,
  • Pelindung Kepala (Topi, full over/balaclava, kupluk),
  • Tali,
  • Kantong sampah plastik besar yang dapat difungsikan sebagai ponco atau perlindungan daurat jika tidak ada lagi peralatan menghindarkan tubuh dari air yang bisa digunakan,
  • Kapak/Pisau Tebas/Parang, yang dapat digunakan untuk membela diri saat ada gangguan dari binatang buas atau suatu hal lainnya, dan dapat juga digunakan untuk memperoleh bahan membangun shelter darurat dari batang pohon, ranting dan daun-daunan (bivak Alam), (cara membuat bivak akan diulas pada tulisan tersendiri).
(Emergency Blanket/Survival Blanket/Emergency Thermal Blanket)

(Selimut ini pada mulanya adalah hasil teknologi yang dikembangkan oleh Nasa (USA) pada tahun 1960 untuk peralatan program luar angkasa sehingga lebih dikenal juga dengan nama "Space Blanket", namun dikarenakan manfaatnya yang luar biasa dalam menjaga kehangatan tubuh dalam kondisi udara yang sangat dingin, sangat ringan dan mudah dibawa serta murah, sehingga pada perkembangannya, sekarang ini menjadi salah satu survival kits yang wajib dibawa, baik oleh Pendaki Gunung, backpacker, petualang alam bebas, kayak sampai pemain ski es saat beraktivitas di alam bebas)
(Poncho)
(Tent Tube/Bivvy Bag)
(Tarp with Grommets) 
(Pisau Tebas Machete)
Yang sangat bermanfaat untuk mempertahankan diri dan membuat bivak alam.


2. Survival Kits - Water Procurement 
(Pengadaan & Penyimpanan Air)

Dalam kondisi survival diwajibkan memiliki item-item survival Kits yang memungkinkan untuk, Mengambil Air, Menyimpan Air, Menyerap Air, atau Menyedot Air, atau sesuatu yang dapat digunakan untuk Mengumpulkan Air Hujan/Air hasil Kondensasi, atau yang dapat digunakan untuk Mengangkut Air, dan sesuatu yang dapat digunakan untuk Memurnikan Air. Beberapa contoh dari kategori ini adalah :
  • Tempat Air dalam wadah tertutup,
  • Tempat wadah air ekstra, jika tidak ada bisa menggunakan kantong plastik, yang digunakan untuk menyimpan air yang didapat saat survival, sehingga memiliki persediaan air untuk menopang hidup (dair, sumber air, dari air hujan, atau saat melakukan kondensasi dll)
  • Pemutih rumah tangga (di Indonesia atau di Jawa Tengah pada khususnya dikenal dengan istilah Tawas), digunakan saat di mana air tersedia tetapi mungkin sudah terkontaminasi,
  • Heavy Duty Aluminium Foil, sebagai alat membuat tabung destilasi untuk menghilangkan garam dari air laut, selama perebusan / kondensasi,
  • Harus memiliki wadah lain untuk mengumpulkan kondensasi,
  • Tablet pemurnian air (tablet Iodine 9 mg),
  • Povidone-Iodine tetes, antimikroba terhadap bakteri, jamur, protozoa, dan virus,
  • Spons, plastik kecil atau pipa karet, untuk menyerap air.

(Beberapa Metode Pemurnian Air)
"Metode pengadaan air akan ditulis dalam tulisan tersendiri"

(Iodine Tablet dan providone-Iodine Cair)

(Kit yang multi fungsi)
Tempat menyimpan air, untuk merebus & untuk tungku kompor, dalam 1 paket


3. Survival Kits - Food procurement
(Pengadaa dan Penyimpanan Makanan)

Kebanyakan kit survival ini untuk jangka waktu yang singkat, yang akan digunakan dan mengalami keausan, kadang dibutuhkan imajinasi dan improvisasi dilapangan, saat dihadapkan pada kondisi survival yang membutuhkan waktu yang lama :
  • Makanan kaleng, buah-buahan kering, Kacang roasted dll, yang penting bisa menjadi makanan siap makan (Stok/cadangan makanan),
  • Bisa juga makanan yang mengandung energi tinggi seperti cokelat, energy bar, atau makanan batangan darurat lainnya,
  • Kaldu kotak,
  • Pisau lipat (pisau kompak, multifungsi seperti pisau Swiss Army),
  • Alumunium foil, untuk menjaga agar makanan lebih agak awet,
  • alat pancing, mata kail dan senar, dapat digunakan jika kondisi survival terjadi didaerah yang terdapat sumber makanannya berupa ikan, baik di laut, sungai, danau atau parit, dalam kondisi darurat jarum atau peniti dapat dibentuk dan difungsikan sebagai kail,
  • Kawat Snare, bisa digunakan untuk menjerat ataupun untuk menjebak binatang memanfaatkan kondisi sekitar,
  • Gill Netting (Jaring ikan sederhana), digunakan untuk memperangkap dan menangkap ikan dalam kondisi darurat,
  • Kompor Gas Tabung Portable,
  • Paraffin wax,
  • Wadah Makanan,
  • Alat Masak (wajan kecil/portable dan panci yang merupakan bagian dari tempat minum/peples).
(Makanan Siap Makan)
(Peralatan memancing dalam satu tempat kompak, didalam kalung) 
(Tempat Makan terdiri dari beberapa item, dapat dibawa beberapa 
atau semuanya tergantung perjalanan dan kebutuhan)
(Pisau Saku multi fungsi dan jaring Gill Net)

(Kompor Gas Portabel dan Kompak dengan tabung gas didalamnya)


4. Survival Kits – Making Fire 
(Membuat Api)

Survival kits yang masuk dalam kategori ini, adalah barang yang dapat digunakan untuk membuat api yang manfaatnya dapat digunakan untuk memasak ataupun menghangatkan badan, yang masuk dalam kategori ini adalah :
  • Batu korek (Ferrocerium/ferro rod),
  • Korek Api Kayu yang disimpan ditempat yang kedap air (container film foto dll), Korek gas (lebih disarankan korek api yang tahan angin atau dingin seperti korek zippo),
  • Pematik api bersumber dari sinar matahari (Solar Spark Lighter), berfungsi sebagai sumber pembuat api,
  • Kapas atau pembalut (sebaiknya disimpan dalam kontainer yang kedap air, bungkus film, atau disimpan kantong plastik kedap air, atau dapat dibuat secara sederhana dari sedotan besar yang kedua ujungnya disegel). Berfungsi sebagai bahan untuk menyalakan api,
  • Fuel Petroleum Jelly (bahan bakar berbentuk jelly),
  • Magnesium Bar (batang Magesium),
  • Lensa Pembesar,
  • Lilin, untuk penerang dikala malam.
(Beberapa Peralatan Membuat Api)

(Solar Spark Lighter)


5. Survival Kits - Medics 
(Obat-Obatan, Kesehatan dan P3K)

Survival kits yang masuk dalam kategori P3K ini, banyak item yang bisa direkomendasikan, bahkan biasanya dalam kondisi darurat penggunaaan survival kit ini sering terdiri dari kombinasi dari beberapa survival kit P3K ini, item yang masuk dalam kategori ini adalah :
  • Perbanan, Adhesive perban dan atau Perban kassa steril
  • Adhesive tape, dan tape kasa, Bantalan Desinfektan,
  • Obat pribadi
  • Krim antibiotik,
  • Epinefrin dan antihistamin untuk reaksi alergi, terutama terhadap sengatan serangga,
  • Alkohol Gosok atau alkohol disinfektan,
  • Cream untuk anti luka bakar,
  • Jahitan Kit atau Stapler Bedah Steril sekali pakai,
  • Tablet Oxytetracycline ( untuk diare atau infeksi ),
  • Aspirin,
  • Obat Anti Malaria ( doxycycline),
  • Obat Anti Jamur , anti - inflamasi ( ibuprofen ),
  • Kacamata Cadangan untuk yang memiliki kekurangan dalam penglihatan (plus atau minus),
  • Garam adalah mineral penting bagi kesehatan. Garam yang mengandung kalium klorida, dijual secara luas garam natrium rendah, dapat digunakan untuk mencegah dehidrasi akibat diare dan dapat mengurangi resiko kematian karena kolera,
  • Multivitamin dan suplemen mineral. Suplemen Zinc berguna untuk mengobati infeksi saluran usus karena diare, terutama pada anak-anak,
  • Sunscreen (jika perlu , di atas 30 SPF ),
  • 100 % UV kacamata pelindung (" UV 400 ") ( melindungi mata dari radiasi UV yang berbahaya, Kacamata Polarized tidak selalu pelindung UV, tetapi membantu meredam silau dan dapat digunakan saat kabut),
  • Sabun.
(Survival Kits P3K)


6. Survival Kits – Signal 
(Sinyal)

Dalam kondisi survival dituntut untuk memiliki dan mampu menggunakan peralatan signal yang memberitahu kepada tim pencari, memiliki pengetahuan dan peralatan membuat sinyal akan menambah kesempatan untuk ditemukan oleh tim pencari, ada beberapa survival kits yang dikategorikan dalam kategori sinyal :
  • Cermin Sinyal,
  • Pen Flare,
  • Bendera,
  • Scarft (Warna Menyolok, Merah, Orange dll),
  • Kain Sutera,
  • Laser Point,
  • Flash light (senter),
  • Space Blanked (Selimut tipis dari Polyster yang dilapisi lapisan Alumunium),
  • Sinyal Asap,
  • Pluit
(Signal Mirror)
(Cara Menggunakan Signal Mirror)
(Smoke Signal)
(Pluit khusus untuk Survival (Jetscream Whistle))
Suara Pluit ini bisa terdengar hingga 1 Km jauhnya


7. Survival Kits – Miscellaneous 
(Lain-Lain)

Selain beberapa survival kits yang disebut sebelumnya disarankan juga memiliki survival kits lain-lain, yang dapat mendukung survival kits yang lain pada saat dihadapkan pada kondisi survival :
  • Kompas kecil (biasanya dapat dipasang di pergelangan tangan),
  • Jarum dan Benang,
  • Gabus,
  • Pengasah (Asahan) kompak,
  • Manual Survival (atau catatan tentang survival).

Mungkin berdasarkan dari pengalaman beberapa orang, ada perbedaan dalam memilih survival Kits antara satu orang dengan yang lainnya, namun paling tidak dengan memiliki pengetahuan tentang survival kits standar dan yang terpenting adalah harus bisa memahami fungsi masing-masing survival kits yang dibawa, syukur-syukur memiliki imajinasi dan improvisasi yang bisa memadukan semua survival kits sehingga memiliki atau berubah menjadi multi fungsi. Kreativitas adalah salah satu kunci yang akan membantu melewati kondisi survival, selain kemauan untuk hidup, kekuatan jiwa, pikiran dan batin saat menghadapi kondisi survival....


Merbabu,Semarang, Jakarta,
September 1988,
Agustus 1992,
05 Oktober 2002....


Catatan :
Dalam dunia militer ada standar Survival Kits yang harus dibawa oleh seorang prajurit dalam tugas dimedan pertempuran yang ditempatkan, didalam LBE, Rompi dan Ransel Mereka, Survival Kits ini disesuaikan dengan daerah dimana mereka akan berada. Namun secara umum Survival Kits standar yang mereka bawa adalah sebagai berikut :
  • Paket makanan, siap makan,
  • Kawat Snare,
  • Sinyal Asap, Sinyal Cahaya,
  • Korek Api didalam Kotak Tahan Air, atau Korek Api Gas,
  • Gergaji Kecil/Pisau Tebas (Parang),
  • First Aid Kit - P3K,
  • MC-1 (magnetic Compass-1), Kompas Magnetik standar,
  • Pisau Saku multi fungsi,
  • Compact Canteen (peples), terdiri dari tungku parafin, tempat air minum dan tempat memasak (merebus),
  • Sekop portable (sekop lipat),
  • Wajan/Panci kompak (ringkas),
  • Lilin,
  • Bahan Bakar Padat (Compressed trioxane) atau lebih dikenal dengan istilah Parafin,
  • Cermin Sinyal,
  • Peralatan Mancing (untuk survival),
  • Sendok plastic,
  • Poncho,
  • Jaring/Kelambu Kepala (untuk menghindari gangguan serangga),
  • Tali,
  • Matras (kasus luar),
  • Tempat Air Minum,
  • Kantung Plastik Air (kantung ukuran kecil dapat digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan air saat survival, yang berukuran besar dapat digunakan sebagai pengganti ponco),
  • Pluit,
  • Cream pelindung Sinar Matahari,
  • Sleeping Bag,
  • Buku Panduan Survival
  • Check List Barang Bawaan.


Ekstrim Tips :
Banyak orang yag mungkin tidak begitu memperhatikan, bahwa kondom dan tampon (pembalut wanita) bisa digunakan sebagai salah satu peralatan untuk survival (survival kits), kondom non pelumas (tidak berpelumas) dapat digunakan untuk menyimpan cadangan air yang dikumpulkan dari alam (dari hujan, sumber air, kondensasi dll), dalam kondisi darurat kondom dapat digunakan untuk pengganti kotak penyimpan survival kits kedap air yang bukan berbentuk tajam ataupun dari bahan kimia, untuk bahan bakar membuat api (tinder), menjadi tali elastis untuk mengikat alat/senjata survival dalam memperoleh makanan (tombak, kapak, atau pisau darurat),

Tampon dapat digunakan untuk Survival Kits, Pengetahuan atau boleh dibilang penemuan ini, pertama kali diperkenalkan dan digunakan langsung oleh Creek Stewart, seorang profesional dan ahli pelatihan survival, Tampon oleh dia dimasukan dalam daftar survival kits (dia mempraktekan salah satu aspek dari survival = improvised) dimana di dalam pelatihan yang dia lakukan, ditemukan bahwa tampon (selain berfungsi sebagai pembalut wanita) juga memiliki multi fungsi yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh orang lain, dia mendapatkan beberapa fungsi tampon yang bisa dimanfaatkan dalam survival seperti ; (1). sebagai pengganti kapas untuk menutup luka, (2). bungkusnya tampon bisa digunakan sebagai tempat yang kedap air untuk menyimpan korek api, (3). Sebagai komponen filter bagi penyaring air, (4). bandul dalam peralatan mancing untuk survival, (5). bahan pembuat api (tinder), (6). untuk menyerap air, (7). sebagai sumbu lilin cair, (8). tali pada tuas perangkap binatang, (9). sebagai bagian dari sumpit (bagian belakang sehingga berfungsi penyeimbang dan sebagai pemapat dalam tabung sumpit sehingga memiliki tekanan yang melontarkan anak senjata sumpit tersebut).

Semoga bermanfaat…..


Kamis, 20 Maret 2014

MENENTUKAN ARAH SAAT TERSESAT TANPA KOMPAS

Cara Sederhana Untuk Menentukan Arah
Saat tersesat Di Alam Bebas (Gunung)

Kadang dalam melakukan kegiatan di alam bebas terutama saat melakukan pendakian gunung, kita dihadapkan pada keadaan dimana kita tersesat atau saat mengikuti kegiatan jungle survival, karena suatu hal kompas yang kita bawa rusak ataupun hilang (atau memang teledor tidak membawa), ada satu cara yang sebenarnya sudah dikenal sejak jaman dulu oleh para penggiat di alam bebas mungkin juga sudah digunakan di jaman kakek kita, dan juga digunakan oleh tentara (ada dalam Manual tentang Survival Tentara Amerika) dan pengetahuan ini dulu sebagian saya dapatkan saat jaman SD, waktu mengikuti satu acara kegiatan Pramuka yaitu mencari jejak yang oleh pembinanya pernah diajarkan membuat kompas sederhana dengan menggunakan jarum/silet dan gabus, juga dengan cara melihat tanda-tanda di alam (yang ada di pohon), melihat kapan bulan terbit, melihat rasi bintang, melihat bayangan matahari, menggunakan jam analog, yang semuanya itu dapat digunakan untuk menentukan arah, hal inipun sebenarnya dapat juga kita gunakan untuk untuk mengecek dan mengoreksi arah jalur, pada saat melakukan pendakian di malam hari dimana dalam posisi tersesat tanpa ada kompas.


Sesuai dengan Pedoman Dasar dalam Survival saat menghadapi keadaan dalam kondisi tersesat adalah bersikap tenang dan berpikiran jernih menjadi perioritas utama dalam menghadapi kondisi dimana kita harus melakukan survival. Dalam kondisi ini seseorang atau kelompok harus berupaya dan mampu menerima tekanan psikologis secara mental dan fisik terlebih berpacu dalam ruang dan waktu yang terbatas dengan dua pilihan “ hidup atau mati ”, sehingga Prinsip yang digunakan dalam kondisi survival saat tersesat adalah "STOP"

  • S = Stop, berhenti da beristirahat. 
  • T = Thingking, berpikir dan menyadari masalah yang dihadapi. 
  • O = Observe, mengamati keadaan lingkungan.
  • P = Planning, membuat rencana mengeai tindakan yang akan dilakukan.

Berdasarkan prinsip tersebut maka kita harus berpikir dan membuat perencanaan untuk melakukan tindakan keluar dari kondisi tersebut (tersesat) sehingga kita harus berhenti untuk mengelola perasaan kita, tidak boleh panik serta dapat menenangkan diri, tenangkan dulu pikiran, kemudian cek semua ada dalam bawaan kita, stok makanan dan minuman, barang-barang apa saja yang bisa digunakan ataupun dimanfaatkan, termasuk survival kit (peralatan survival) untuk membantu keluar dari kondisi tersesat, apalagi tidak ada kompas dikarenakan suatu hal kompas tidak bisa digunakan (rusak/hilang/tidak membawa), sehingga berhenti dan berpikir, sambil mengamati keadaan sebelum melakukan perencanaan sangat dianjurkan, berpikir dan membuka memori kita tentang pengetahuan dasar survival dan pengetahuan yang lainnya yang sesuai dengan keadaan, agar bisa menuntun kita keluar dari gelapnya hutan saat malam hari, ataupun pada siang hari, yang dikhawatirkan akan ada kemungkinan buruk bisa terjadi seperti gangguan binatang buas, terperosok ke jurang, atau gangguan kesehatan jika harus menghadapi cuaca yang tidak bersahabat dan kehabisan bekal makanan dan minuman serta bahaya lainnya, maka kita di tuntut untuk bisa cepat menemukan cara agar bisa selamat, salah satunya adalah dengan secepatnya menentukan arah untuk meminta pertolongan. Bila bantuan tak kunjung datang maka ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menemukan arah yang akan membawa keluar dari hutan ataupun gunung saat tersesat, untuk digunakan sebagai pedoman mengkoreksi posisi atau arah untuk turun ke desa terakhir :


MEMANFAATKAN JARUM/SILET YANG DILETAKAN DI PERMUKAAN AIR 
Dalam daftar survival kit kita, salah satu yang wajib dibawa adalah jarum dan benang (lihat dalam list survival kit) Jika tidak ada dan kebenaran membawa silet, dapat pula kita gunakan, jarum atau silet tersebut dapat berfungsi menjadi kompas sederhana sebagai pengganti kompas untuk menentukan arah. Caranya mudah, hanya dengan bermodalkan jarum atau silet yang sudah digosokan ke benda yang mengandung magnet atau ke permukaan kering, yang selain magnet, yang paling bisa digunakan adalah kain sutra atau rambut, kalau terpaksa biasanya batu atau besi (agar jarum berubah menjadi bermagnet), dan ditusukkan ke gabus (atau benda ringan lainnya yang bisa mengapung). Gabungan jarum atau silet dan gabus kemudian diletakkan di atas permukaan air, sehingga terlihat mengapung. Ujung silet atau jarum pada kompas sederhana ini selalu menunjuk ke arah utara atau selatan. Cara ini bisa digunakan pada siang hari ataupun malam hari.




MEMANFAATKAN TANDA-TANDA ALAM (POHON) 
Selain menggunakan jarum atau silet dan gabus, kita juga bisa menggunakan tanda-tanda alam yang ada disekitar kita, seandainya kita tersesat di vegetasi atau kawasan yang penuh pepohonan besar atau minimal ada pohon yang besar di area yang bisa terpapar oleh sinar matahari, cek dan perhatikan setiap sisi batang pohon tersebut. Sisi pohon berbatang besar yang terkena sinar matahari dan tidak berlumut, biasanya akan menunjukkan arah barat/timur. Jika tersesat pada malam hari, coba raba sisi pohon berbatang besar ini, dan rasakan suhunya. Cari sisi pohon yang terasa paling hangat. Sisi ini menunjukkan arah barat. 

Perlu diingat bahwa tidak semua lumut selalu menghindari sinar matahari, ada beberapa buku atau pengetahuan tentang menentukan arah yang mengajarkan bahwa lumut selalu mencari tempat yang dingin, pada kenyataannya tidak semua lumut selalu mencari tempat yang dingin, inilah pentingnya untuk melakukan double check dengan memeriksa sisi pohon mana yang terasa lebih panas di banding sisi yang lainnya. Cara ini akan lebih akurat dilakukan pada malam hari.


Selain dengan melihat posisi lumut dan mengecek panas pohon, kita bisa juga dengan melihat perbedaan kelebatan tajuk pohon yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan arah Timur dan Barat, hal ini berkaitan dengan proses fotosintesis (cara ini pada kondisi tertentu sulit membedakan kelebatan daun pada tajuk pohon). Selain itu kita juga dapat menggunakan Daun Pandan Hutan, jika disekitar kita tersesat kita menemukan pandan Hutan, lihat dan amati batangnya Pandan Hutan (Pandanus tectorius) cenderung untuk mengarah ke sinar matahari yang berkualitas baik (arah timur).


MEMANFAATKAN KAPAN BULAN TAMPAK DILANGIT
Tidak banyak buku panduan ataupun tulisan yang menerangkan bahwa untuk mencari arah dapat menggunakan kapan bulan terbit atau tampak di langit oleh mata kita, pengetahuan ini saya dapatkan dari panduan survival Tentara Amerika dalam FM 3-05.70 (FM 21-76) Panduan tentang survival, bab  Field-Expedient Direction Findingatau dapat diartikan sebagai cara mencari arah dengan keterbatasan alat dilapangan, yaitu salah satunya tentang menentukan arah tanpa kompas dengan menggunakan bulan, yaitu :

Jika bulan terbit sebelum matahari tenggelam, sisi yang diterangi adalah barat. Jika bulan naik setelah malam atau tengah malam, sisi diterangi adalah timur. Penemuan ini jelas akan memberikan kita referensi kasar tentang posisi timur-barat di malam hari.


MEMANFAATKAN BAYANGAN MATAHARI
Jika tersesat pada siang hari, lihatlah ke arah bayangan benda. Sama seperti menentukan arah dengan jam, letakkan benda tegak di permukaan tanah. Pada siang menuju sore, bayangan benda umumnya condong ke timur. Sebaliknya, jika tersesat pagi menjelang siang, bayangan benda umumnya condong ke arah barat.



MELIHAT DAN MENGAMATI RASI BINTANG 
Cara dengan melihat dan mengamati rasi bintang ini hanya dapat digunakan pada malam hari, dan rasi bintang yang kita amati bisa lebih dari satu kalau kita bisa tahu dan hapal konstelasi dari masing-masing rasi bintang tersebut :

  • RASI BIDUK/GREAT BEAR/BERUANG BESAR : Rasi Bintang ini dapat menunjukkan arah utara. Bentuknya seperti gayung, dan terdiri dari 7 buah bintang, karena itu juga terkadang rasi bintang ini disebut sebagai konstelasi bintang tujuh. Rasi bintang ini terlihat sepanjang tahun di langit utara.


  • RASI BINTANG ORION/WALUKU : Rasi Bintang ini dapat dilihat di langit sebelah barat. Rasi Orion ini mudah dikenali dengan adanya 3 bintang kembar yang berjajar membentuk sabuk Orion (Orion Belt). Satu lagi yang menarik dari rasi orion ini adalah adanya bintang Bellatrix dan Betelgeuse pada konstelasinya. Selain sebagai petunjuk arah barat, rasi bintang orion ini/waluku dalam bahasa Indonesia sering dijadikan sebagai tanda bagi para petani jaman dulu untuk mulai menggarap sawah dan ladangnya.
  • RASI BINTANG PARI/LAYANG-LAYANG/BINTANG SALIB : Rasi bintang ini bisa kita lihat pada langit malam dengan arah agak ke selatan. Rasi bintang ini menunjukkan arah mata angin pada setiap bintang paling yang terang.


MENGGUNAKAN JAM ANALOG

Cara Lainnya untuk menentukan arah yang dilakukan di pagi hari atau siang hari, kita dapat menggunakan jam analog untuk menentukan arah :

Untuk belahan bumi selatan (sebelah selatan khatulistiwa) :
  • letakkan jam secara horisontal,
  • arahkan angka 12 kearah matahari (dengan bantuan bayangan tongkat),
  • arah utara adalah setengah sudut antara angka 12 dengan jarum pendek jam (lihat gambar).

Untuk belahan bumi utara (sebelah utara khatulistiwa) :


  • Letakkan jam secara horisontal,
  • Arahkan jarum pendek kearah matahari,
  • Arah utara adalah setengah sudut antara angka 12 dengan jarum pendek jam (45°, lihat gambar).


Namun cara ini kurang akurat untuk kita yang tinggal di wilayah katulistiwa. Jika wilayah waktu kita sedang menggunakan “Daylight saving time”, maka gunakan angka 1 sebagai referensi menggantikan angka 12 seperti gambar dibawah ini.


Menentukan utara dengan bayangan.



Tancapkan sebuah tongkat pendek, dan beri tanda pada ujung bayangan tongkat.





Tunggu 15 - 30 menit, lalu beri tanda lagi pada ujung bayangan tongkat.





Setelah didapatkan dua titik tadi buat garis lurus antara tanda satu dan tanda dua. arah utara diperoleh dengan membuat garis tegak lurus (90°) dari garis yang kita peroleh dari bayangan.






Catatan :


Disamping keenam cara tersebut, sebenarnya dulu diajarkan juga beberapa cara mencari arah mata angin namun tidak dapat diaplikasikan dihutan ataupun digunung, yaitu dengan mencari dan melihat makam orang muslim dan kristen , atau mencari masjid.

Pada saat mencari jalan untuk keluar dari kondisi tersesat lakukanlah penandaan di pohon atau batu yang telah di lewati, agar tidak mengulang jalan yang sama terus menerus.


Semoga bermanfaat...

"Seorang manusia adalah bagian dari keseluruhan yang kita sebut semesta, bagian yang terbatas dalam ruang dan waktu. Dia mengalami sendiri, pikiran dan perasaan sebagai sesuatu yang terpisah dari yang lain, semacam khayalan optik kesadarannya. Khayalan ini adalah semacam penjara bagi kita, membatasi kita untuk keinginan pribadi kita dan kasih sayang untuk beberapa orang terdekat kita. Tugas kita harus membebaskan diri dari penjara ini dengan memperluas lingkaran welas asih untuk merangkul semua makhluk hidup dan seluruh alam dalam keindahan. "

- Albert Einstein

Minggu, 16 Maret 2014

BERKEGIATAN DI ALAM BEBAS - MEMPREDIKSI DAN MENGENALI PERUBAHAN CUACA

MENGENAL DAN MEMANFAATKAN TANDA-TANDA ALAM DALAM KEGIATAN DI ALAM BEBAS UNTUK MEMPREDIKSI DAN MENGENALI PERUBAHAN CUACA.



Berkegiatan di Alam Bebas; apakah itu Pecinta Alam, Freelancer ataupun Backpacker, di Gunung, di Tebing, di Laut, di Sungai, di Gua ataupun kegiatan lainnya di Alam Bebas, adalah sesuatu hal yang sangat menantang dan mengasyikan namun disatu sisi juga memiliki resiko keselamatan yang sangat tinggi, karena dalam berkegiatan di Alam bebas Banyak faktor yang berpotensi menjadi sumber bahaya yang bisa mengancam keselamatan kita, baik dari diri kita sendiri (Subjective Danger, misalnya : ketelodoran, kurangnya persiapan, pengetahuan yang minim dll) ataupun dari luar diri kita (Objective Danger, misalnya : Gempa bumi, badai ataupun cuaca yang ekstrim, banjir, binatang buas, tanah longsor dll). Ada baiknya sebelum melakukan kegiatan di alam bebas agar lebih mempersiapkan diri dan membekali diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang prima dengan secara teratur berlatih dan meningkatkan kemampuan fisik dan menjaga kesehatan, memiliki Peralatan Standar, meningkatkan pengetahuan tentang ; survival, P3K, Manajemen Perjalanan, Karakter dan kondisi  alam yang akan kita jadikan tempat berkegiatan dan mau terus belajar untuk meningkatkan kemampuan diri.

Salah satu faktor yang dapat  mengancam keselamatan adalah perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Mungkin banyak dari kita yang berpikir bahwa alam kadang sangat kejam dan susah untuk diprediksi, salah satunya adalah cuaca yang terjadi di alam disaat kita sedang melakukan kegiatan di alam, dan beranggapan bahwa mempelajari perubahan cuaca adalah ilmu yang sangat susah, harus memiliki peralatan dan memiliki pengetahuan yang kuat serta kaedah-kaedah ilmiah, seperti ilmu fisika, ilmu kimia, rumusan metamatika untuk dapat memprediksi cuaca, yang didalam benak kita akan menganggap rumit dan membuat kita memblok pikiran dan batin kita bahwa hal tersebut sangat sulit, tidak mungkin dll, sehingga membuat kita sudah menyerah untuk mencoba mempelajarinya, padahal sebagai seorang yang cinta ataupun suka berkegiatan di alam bebas, kita harus bisa mempelajari apa saja yang ada di alam, dan banyak tanda-tanda yang ada di alam yang bisa kita tangkap sebagai suatu yang bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini akan bahaya ataupun peristiwa yang akan terjadi terhadap perubahan cuaca, dengan melihat tanda-tanda alam yang ada atau terjadi disekitar kita. 

Hal ini megingatkan saya pada salah satu pelajaran yang sangat berharga yang pernah diajarkan oleh si “Babe” (salah satu nama panggilan saya ke alm. Bapak saya) pada jaman dahulu, dimana beliau dulu juga sering melakukan aktivitas di Alam Bebas, bahwa kita harus bisa paham, bersahabat dan peka dengan kondisi alam, serta mampu melihat dan membaca perubahan yang terjadi di alam, dengan begitu kita bisa memperkirakan bahaya yang akan mengancam terutama keadaan cuaca yang akan dihadapi, bahkan kita bisa memprediksikan dalam satu hari sampai dua hari kedepan, masih terekam dalam memori saya saat pertama kalinya diajak naik gunung Muria diusia saya yang masih 12 tahun dan beberapa kali kesempatan yang lain saat saya diajak oleh beliau ikut dengan beliau berkegiatan di alam bebas , beliau sepanjang jalan mengajarkan saya dengan melihat bentuk awan, arah angin, kondisi dan jenis tanaman disekitar serta kelembaban udara yang dapat kita rasakan oleh tubuh kita.

Bahwa jika kita berniat beraktivitas di Alam Bebas harus kenal dan mengetahui alam bukan hanya sekedar kenal dengan akal dan logika saja, tetapi juga menggunakan, perasaan, insting dan kepekaan batin kita, karena dalam kondisi tertentu alam akan memberitahu dan memberi sinyal kepada kita tentang apa yang terjadi atau akan terjadi disekitar kita, dan sudah seharusnya kita membuka sekat-sekat dalam pikiran dan batin kita dan menyamakan frekuensi batin kita seirama dengan alam, tidak merusak atau menyakiti alam, sehingga kita bisa harmoni dengan alam, ibarat kita sedang bertemu dengan saudara kita, atau orang yang kita sayangi.  

Sebenarnya kalau kita mau melihat kebelakang dan belajar dari pengetahuan dan kearifan ajaran nenek moyang kita, Para Leluhur ataupun nenek moyang  kita juga mempunyai kemampuan memperkirakan cuaca yang sangat akurat dengan membaca tanda-tanda alam. Pada jaman dahulu sebelum orang mengenal ilmu meteorologi, fisika ataupun ilmu matematika seperti aritmetika, aljabar ataupun ilmu sain lainnya yang sekarang ini digunakan untuk model perhitungan dan prediksi cuaca, mereka sudah dapat dengan sangat akurat membaca tanda-tanda alam bahkan dapat dengan tepat menentukan kapan musim hujan akan tiba, kapan curah hujan yang besar akan terjadi, kapan mereka harus menanam padi, kapan mereka aman melaut di laut, serta kapan akan terjadi kemarau panjang ataupun kemarau pendek.

Dengan memiliki pengetahuan tentang cara membaca dan menganalisa tanda tanda alam, paling tidak kita dapat memprediksikan cuaca, walaupun mungkin tidak akurat 100% tetapi akan sangat bermanfaat buat kita, dalam mengevaluasi manajemen perjalanan dan antisipasinya, tanpa perlu meggunakan kaedah-kaedah ilmiah dalam membuat perkiraan cuaca, tapi cukup dengan memperhatikan tanda-tanda alam. Seperti memperhatikan tingkah laku hewan, memperhatikan perubahan pada tumbuhan, bentuk awan yang ada disekitar kita, arah dan kondisi angin, serta kejanggalan yang terjadi disekitar kita,  jika kita bisa peka merasakan dan membaca tanda-tanda alam dengan logika, batin dan insting, dan mampu memaknai dan membaca tanda-tanda alam yang ada disekitar kita, maka kita akan bisa merasakan perbedaan dan perubahan yang terjadi disekitar kita, sejatinya tanda-tanda tersebut akan memberi kita peringatan apa yang sedang terjadi  atau akan terjadi disekitar kita.

Beberapa hal yang bisa digunakan untuk memperkirakan cuaca tanpa menggunakan hitung-hitungan, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal :



MEMPERHATIKAN TANDA-TANDA ALAM YANG ADA ATAU TERJADI DISEKITAR KITA

1. MEMPERHATIKAN PRILAKU HEWAN
Terhadap perubahan cuaca hewan lebih peka dibandingkan manusia, bahkan mereka secara naluri dan insting memiliki alat deteksi dini yang secara alami akan memperingatkan mereka, jika ada perubahan yang ada disekitar mereka terutama saat ada perubahan tekanan udara yang akan menimbulkan perubahan cuaca. Dibawah ini ada beberapa tanda yang dapat kita amati dari binatang ketika menghadapi perubahan tekanan udara disekitar mereka :
  1. Apabila burung terbang tinggi di langit, ada kemungkinan cuaca akan cerah. (jika mereka terbang rendah, maka tekanan disekitar dia rendah, udara rendah ini disebabkan terjadinya badai, sehingga burung merasa tidak nyaman khususnya pada telinganya, dengan demikian burung akan terbang rendah untuk meringankannya), Jika Sebagian besar burung terbang rendah dan tidak ada yang terbang tinggi, bahkan hinggap di dahan untuk waktu yang lama hal ini menunjukan tekanan udara turun.
  2. Burung camar (Seagulls) cenderung berhenti terbang dan berlindung di pantai jika badai akan datang. Burung camar menjadi sangat tenang dalam terbangnya sebelum hujan.
  3. Sapi biasanya akan berbaring sebelum badai. Mereka juga cenderung untuk tetap dekat bersama-sama jika cuaca buruk akan datang.
  4. Semut akan membangun sarang mereka ditanah menjadi seperti bukit yang menjulang  sangat curam sebelum hujan.
  5. Kucing cenderung sering membersihkan di belakang telinganya sebelum hujan.
  6. Kura-kura sering mencari tempat yang lebih tinggi apabila hujan lebat akan turun. Mereka biasanya sering berada di perjalanan mencari tempat yang lebih tinggi selama periode 1 sampai 2 hari sebelum terjadinya hujan.
  7. Dan Apabila burung bergerak cepat ini berarti badai hujan akan turun untuk waktu yang lama.


2. MEMPERHATIKAN KEADAAN RUMPUT
 Yang paling mudah untuk mengenali dan dapat digunakan untuk memperkirakan cuaca yang akan kita hadapi di alam terbuka adalah dengan melihat keadaan rumput :



Jika rumput kering, hal ini menunjukkan awan atau angin yang ada  disekitar kuat, yang dapat berarti akan terjadi hujan. Jika ada embun, mungkin tidak akan ada hujan hari itu. Namun ada satu kelemahan dengan cara ini, jika hujan pada malam hari, metode ini tidak akan dapat diandalkan. 


3. MEMPERHATIKAN PERUBAHAN DISEKITAR MELALUI PERNAFASAN KITA
Sebenarnya kita juga dianugerahi indra penciuman dan akal yang dapat kita gunakan untuk merasakan dan menangkap isyarat atau sinyal yang diberikan oleh alam tentang perubahan tekanan udara yang terjadi disekitar kita, yang akan menyebabkan terjadinya perubahan cuaca, namun seringkali kita kurang menyadarinya dan tidak terbiasa untuk melatih atau melakukan apa yang oleh indra dan insting kita telah memberikan sinyal dan memberikan peringatan kepada kita.  Salah satunya adalah daya penciuman ataupun pernafasan kita, pada saat dialam bebas kita sebenarnya seharusnya bisa lebih peka dengan perubahan yang terjadi disekeliling kita, coba untuk selalu mengambil napas dalam-dalam di alam bebas saat ingin mengetahui ataupun memperkirakan apakah akan terjadi perubahan cuaca disekitar kita, dengan cara menutup mata dan hirup bau udara disekitar kita, karena :


  1. Tanaman biasanya melepaskan limbahnya yang menandakan ada sistem tekanan rendah, dan menghasilkan bau seperti kompos dan mengindikasikan akan turun hujan diwaktu mendatang.
  2. rawa akan menimbulkan gas pada saat sebelum hujan datang, hal ini ditunjukkan denga bau yang tak sedap.
  3. Pepapatah mengatakan "Bunga bau sebelum hujan" Aroma bunga akan lebih kuat di saat udara lembab, dan hal ini berhubungan dengan tanda-tanda bahwa cuaca disekitar kita akan terjadi hujan.

4. MEMPERHATIKAN KELEMBABAN UDARA
Di Alam Bebas sebenarnya kita akan lebih mudah untuk mengamati dan melihat perubahan yang terjadi disekitar kita, dan bahkan bisa kita dapatkan dari anggota tubuh diri kita sendiri, yang memberikan sinyal ataupun peringatan :    
  1. Biasanya kelembaban udara dapat dilihat dengan memperhatikan pada model rambut (rambut melengkung/mengerucut/).
  2. Hal ini juga dapat kita amati pada daun oak atau pohon maple ataupun pohon jati ataupun pohon yang berdaun lebar lainnya. Daunnya cenderung akan melengkung/mengerucut pada kelembaban tinggi, yang member sinyal ataupun peringatan bahwa cuaca kecenderungnya akan  berkembang menjadi hujan lebat.
  3. Sisik kerucut buah pinus tetap tertutup jika kelembaban tinggi, tetapi terbuka pada saat udara kering.
  4. Dalam kondisi lembab, kayu akan membengkak (apabila membuka pintu akan terasa pintu sulit dibuka/lengket dengan tiang ).

5. MEMPERHATIKAN KEBIASAAN ANGIN
Perhatikan kebiasaan angin yang bertiup ditempat kita, sehingga bisa kita gunakan untuk mengetahui akan ada perubahan cuaca apa yang terjadi disekitar kita :
  1. Angin timuran berarti angin dari timur yang menyimpang dari kebiasaan ditempat, hal ini berarti akan ada badai angin.
  2. Sebaliknya apabila da angin barat menyimpang dari kebiasaan berarti cuaca bagus.
  3. Apabila terjadi angin kencang di sepanjang hari dan diikuti hari berikutnya berarti wilayah kita akan terdapat sistem tekanan tinggi.
  4. Perhatikan pohon yang daunnya berguguran jika gugur atau jatuh tepat dibawah pohonnya, ini berarti hembusan angin biasa.


6. MEMPERHATIKAN LANGIT BERWARNA MERAH
Ingat sajak ataupun cerita yang selalu dituturkan secara turun temurun oleh para pelaut pada jaman dahulu :

Langit Merah di malam hari, kegembiraan pelautlangit merah di pagi hari, pelaut mengambil peringatanCarilah tanda-tanda merah di langit”  (bukan matahari merah).


Saat kita melihat bahwa langit merah saat senja (ketika kita menghadap ke barat), hal ini menunjukkan ada sistem tekanan tinggi dengan udara kering yang mengaduk partikel debu di udara, inilah yang menyebabkan langit terlihat merah. Karena pergerakan front berlaku jet stream, ini biasanyafenomena cuaca akan bergerak dari barat ke timur dan udara kering menuju ke arah kita.

Saat melihat langit merah di pagi hari (di Timur, dimana matahari terbit) berarti udara kering telah pindah melewati kita, dan setelah itu ada sistem tekanan rendah yang membawa kelembaban meuju ke arah kita, kemungkinan akan ada hujan.
   
7. MEMPERHATIKAN PELANGI
 Pelangi di barat berarti kelembaban yang cukup tinggi, menandakan hujan dalam perjalanan menuju kita. Di sisi lain, pelangi di timur saat matahari terbenam berarti bahwa hujan menjauhi yang berarti diharapkan udara akan cerah.


Catatan Penting : apabila ada pelangi di pagi hari, maka perlu membuat peringatan dalam 12 jam kedepan.

    
8. API UNGGUN
Asap api unggun dalam kondisi cuaca yang biasa asap dan arah apinya akan naik terus keatas. Apabila asap berputar-putar dan turun pertanda tekanan rendah, yang berarti hujan akan menuju pada kita.


9. WARNA BULAN
Jika bulan terlihat kemerahan dan terlihat agak buram ini bertanda banyak debu diudara. Sebaliknya apabila bulan terlihat terang, ini menunjukan udara terlihat cerah, biasanya telah terjadi hujan akibat terdapat sistim tekanan rendah. Apabila disekitar bulan terdapat lingkaran cincin dan terdapat awan cirostarus ini menandakan dalam 3 hari kedepan akan turun hujan.


MEMPERHATIKAN JENIS DAN PERGERAKAN AWAN DARI 10 JENIS AWAN, ADA BEBERAPA AWAN YANG HARUS DIWASPADAI



1. AWAN CUMULONIMBUS
Awan dengan perkembangan vertikal, merupakan awan yang dihasilkan oleh kantong udara yang hangat dan lembab yang masif mampu naik sampai ketinggian yang cukup tinggi setelah melewati arah kondensasi, awan yang bervolume sangat besar, berbentuk seperti menara, kadang-kadang puncaknya melebar. Awan ini menghasilkan hujan yang disertai kilat dan guntur serta badai. Kadang-kadang disertai kristal-kristal es atau hail. Berwarna putih, pucat dan terdiri dari beberapa bagian yang keabu-abuan karena kurang sinar.


Apabila dalam melakukan aktivitas di Alam Bebas kita menemukan Awan berbentuk seperti ini, maka  :

  1. Awan cumulonimbus tumbuh dipagi hari dan berkembang pada siang hari mempunyai peluang akan terjadi cuaca buruk.
  2. Apabila terdapat gerakan awan yang berbeda-beda ( misal lapisan yang satu bergerak ke barat dan lapisan yang lain bergerak ke utara bertanda cuaca buruk akan terjadi.


2. AWAN MAMMATUS
Awan Mammatus, atau mammatocumulus
("awan payudara"),adalah sebuah istilah meteorologi untuk bentuk gumpalan-gumpalan menggantung yang terbentuk di dasar awan. Nama mammatus diambil dari bahasa Latin mamma ("puting" atau "payudara"), karena bentuknya yang mirip dengan payudara wanita. Ketika terbentuk pada awan kumulonimbus, awan mammatus dianggap pertanda akan datang badai besar atau bahkan badai tornado. Karena bahayanya lingkungan tempat terbentuknya awan, penerbangpun pada umumnya diminta waspada untuk menghindari awan cumulonimbus dengan mammatus.


Apabila dalam beraktivitas di Alam Bebas melihat awan seperti gambar diatas , maka :

  1. Awan mamatus terbentuk dari udara yang tertahan pada suatu lapisan.
  2. Dapat terbentuk akibat adanya awan yang menimbulkan cuaca buruk dan thunderstorm yang tidak begitu hebat dibanding type awan yang lain. Namun akan menjadi sesuatu hal yang berbahaya kalau awan Mammatus ini terbentuk di  Awan Cumulonimbus.


3. AWAN SIRUS (CIRRUS)
 Awan sirus adalah awan tinggi dengan ciri-ciri tipis, berserat seperti bulu burung atau gula-gula kapas. Awan sirus sering muncul pertama kali di sepanjang daerah front. Pada awan ini terdapat kristal-kristal es. Terkadang puncak awan sirus bergerak dengan cepat. Arah anginnya juga dapat bervariasi. Awan sirus terbentuk ketika uap air membeku menjadi kristal es pada ketinggian di atas 8.000 meter. Awan cirrus kebanyakan terjadi di daerah dingin dan troposfer tertinggi dan dilengkapi dengan berbagai bentuk dan ukuran. Formasi Awan Cirrus terdapat lima jenis yaitu spissatus, castellanus, fibratus, uncinus, floccus dan empat varietas intortus, vertebratus, duplicatus, radiatus.


Apabila dalam beraktivitas di Alam Bebas melihat di langit terdapat awan cirus berbentuk pita panjang seperti ini, maka :

pertanda dalam 36 jam mendatang akan terjadi cuaca buruk. 


4. AWAN ALTOCUMULUS
Awan ini mirip dengan awan Cirrocumulus, tapi bulatan massa awan altocumulus lebih luas berupa massa awan yang berbentuk bulatan atau bergulung-gulung teratur dengan ukuran 1derajat sampai 5derajat atau lebih besar dari Cirrocumulus. Lapisan atau lembaran awan berwarna putih atau keabu-abuan atau kedua-duanya sehingga terbentuk bayangan di permukaan bumi jika terkena sinar matahari.Awan altocumulus terdiri dari tetes air yang kelewat dingin.

Catatan  :
  1. Altocumulus dapat terjadi dari menebalnya awan Cirrocumulus yang kemudian merendah.
  2. Perubahan dari awan Altostratus atau Nimbostratus.
  3. Turbulensi vertikal sampai ke lapisan menengah.

Istilah orang awamnya untuk Awan Altocumulus, adalah awan yang berbentuk seperti sisik makarel, Apabila dalam beraktivitas di Alam Bebas, kita melihat awan berbentuk seperti ini, maka :

Berarti akan ada cuaca buruk dalam 36 jam mendatang.


5. AWAN TOWERING
Awan Towering biasanya berasl dari awan Cumulus. Dimana Awan Cumulus merupakan jenis awan yang berkembang secara vertikal. Awan ini terlihat seperti kapas yang mengapung di udara yang memiliki dasar awan yang rata dan puncak awan yang bulat atau seperti kubah serta muncul diantara langit yang biru.Pada saat kondisi lembab, ketinggian awan bisa mencapai 1000m di atas permukaan tanah. Awan ini identik dengan kondisi cuaca yang baik  (fair weather cumulus). Hanya saja, jika berkembang di musim panas yang hangat di pagi hari. pada sore harinya, awan cumulus dapat berkembang menjadi cumulus congestus (towering cumulus). Cumulus congestus bisa menghaslkan hujan yang cukup lebat (showery). Apabila awan ini berkembang lagi secara vertikal maka akan membentuk awan cumulonimbus (thunderheads) yang dapat menghasilkan hujan badai (thunderstorm).  Tinggi dasar awan cumulonimbus dapat mencapai 600m diatas permukaan bumi dan memiliki warna yang sangat gelap, sedangkan puncaknya dapat mencapai 12 km di atas permukaan bumi. Komposisi di  dasar awan berupa butiran air sedangkan pada puncak awan terdiri atas kristal es. Bentuk pada puncak awan yang rata disebut anvil.


Apabila dalam beraktivitas di Alam Terbuka terdapat jenis awan towering menandakan :

  1. akan terjadi hujan keesokan harinya.
  2. bahkan mungkin 3 jam kedepan kemungkinan akan terjadi hujan lebat tiba-tiba


6. AWAN NIMBOSTRATUS
Suatu lapisan awan rendah berwarna abu-abu gelap, tidak berbentuk, dan kelihata basah. Oleh karena berwarna gelap dan tebal sehingga matahari yang ada di baliknya tidak akan terlihat. Pada cuaca yang buruk suatu lapisan nombostratus dapat bergabung dengan awan rendah yang berada di bawahnya.yang memiliki cukup luas area vertikal dan horisontal serta menghasilkan curah hujan di wilayah yang luas. "Nimbo" berasal dari kata Latin "nimbus", yang menunjukkan curah hujan. umumnya ditemukan di mana saja dari dekat permukaan dan sekitar 10000 ft (3000 m). Awan ini biasanya terbentuk dari altostratus di kisaran ketinggian menengah, tetapi cenderung menebal ke kisaran ketinggian rendah selama hujan. Meskipun biasanya gelap pada dasarnya, sering ditengah-tengahnya kelihatan terang.

Apabila dalam beraktivits di Alam Bebas kita melihat awan seperti ini, jika :


  1. Jenis awan ini terlihat gelap dan rendah, bergelantungan berat di udara, ini berarti hujan akan cepat turun.
  2. Apabila terdapat awan menutupi sebagian langit dimalam hari musim dingin atau musim hujan berarti udara terasa panas/lebih hangat, karena awan mencegah radiasi panas yang akan menurunkan suhu pada malam yang cerah.


Demikian sebagian kecil dari tanda-tanda alam yang bisa kita pelajari dan kita manfaat diantara sebegitu banyaknya Kebesaran Allah SWT di Bumi ini.

Sumber :

Wikihow
BMKG - Drs. ACHMAD ZAKIR, MSi
  (Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG)
Catatan Pribadi

Image : Internet

Notes :
Sekedar untuk berbagi pengetahuan, sebagian tulisan saya diatas tidak murni dari ide saya sendiri, tetapi berasal dari gabungan sebagian pengalaman yang pernah saya lalui dan praktekan, dan juga saya mengutip dari Tulisan Drs. ACHMAD ZAKIR, MSi, yang saya baca di web BMKG, yang sangat membantu menyempurnakan coretan sederhana yang dulu pernah saya buat dijaman remaja, dulu lebih sering mengandalkan insting dan kebiasaan, karena sering beraktivitas sendiri atau solo, hal-hal diatas menurut saya sangat bermanfaat, terutama tentang memprediksi keadaan cuaca, dan  tulisan beliau juga mengutip dari web Wikihow.

Saat beraktivitas di Alam Bebas, seperti naik Gunung, banyak-banyaklah belajar dan bertanya kepada penduduk sekitar terutama untuk yang sering solo climbing sebaiknya mengajak porter (Sherpa), yang selain untuk menemani kita menjadi penunjuk jalan, dari mereka kita akan dapat banyak belajar tentang kebiasaan dan tanda-tanda alam, tentang karakteristik gunung dan jalur pendakian, ataupun hal hal lainnya tentang gunung yang akan didaki, meskipun dalam kesederhanaan mereka, tersimpan pengetahuan yang sangat luar biasa bermanfaat bagi kita.

Dan pengetahuan ini juga dapat dipakai dan dipraktekkan untuk kegiatan kita sehari hari.
Semoga bermanfaat.