Minggu, 26 Januari 2014

GEDUNG JIWASRAYA SEMARANG

SERIAL MENGENAL
(ANDAI BISA JUGA PEDULI)
BANGUNAN BERSEJARAH 
DI SEMARANG



 "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah" 
 (Jasmerah)


Suatu ungkapan yang sangat terkenal diucapkan oleh Bung Karno dalam Pidato peringatan HUT RI pada 17 Agustus 1966, sangat relevan dengan kondisi saat ini berhubungan sejarah Kota Semarang khususnya Kota Lama Semarang, yang semakin terpinggirkan jaman. Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia dimasa kolonial Belanda lebih dari 3 abad dan bukti kejayaan & kebesaran Kota Semarang dijaman dahulu, dikenal juga dengan sebutan Little Netherland. Ditempat ini ada sekitar 50 (ada yang bilang sampai 80 an) bangunan kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang. Kota Lama Semarang ini adalah daerah yang bersejarah dengan banyaknya bangunan kuno yang dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan dibidang kebudayaan ekonomi serta wilayah konservasi. Mengenai nama Kota Bawah (Benedenstad), kali pertama dicetuskan oleh hoofd-amtenaar (pejabat tinggi) Belanda Sneevliet, dan kemudian berubah istilah menjadi Kota Lama Salah satu bangunan peninggalan sejarah tersebut adalah Gedung Asuransi Jiwasraya yang terletak di Jl. Let. Jend. Suprapto 23 – 25 (dahulu lebih dikenal dengan Heeren-Straat).



Dibangun pada tahun 1920, tepat berada didepan Gereja Blenduk (Nederlandsche Indische Kerk) yang sekarang dinamai Gereja Imanuel, disekitar area tersebut ada Gedung Marba (sebuah kantor Ekspedisi dan Toko yang sangat Modern dijamannya), Gedung Telkom, Kantor Pengadilan untuk Pribumi (yang Sekarang Menjadi Rumah Makan "Ikan Bakar Cianjur"), Kantor Perkebunan Nusantara, Gedung Hiburan dan Pertunjukan Marabunta (sempat dipakai untuk pertunjukkan oleh Matahari, mata-mata yang menggegerkan dunia pada tahun 1930 an, yang lahir di Indonesia), Gedung Societeit De Harmonie tempat orang Belanda berkumpul dan bersosialisasi (yang sekarang menjadi Kantor Bank Mandiri), Stasiun Tawang, Pabrik Rokok Hindia Belanda (Pabrik Rokok Tjap Prahu), Stasiun Kereta SJS (Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij) di Jurnatan, yang sayangnya dengan mengabaikan nilai sejarah tempat tersebut pada akhir tahun 70-an dibongkar dan diubah menjadi komplek pertokoan yang modern pada jamannya walau akhirnya berubah menjadi komplek pertokoan yang kumuh, dll. Arsitek pembangunan Gedung Kantor Asuransi Jiwasraya ini adalah HERMAN THOMAS KARSTEN (yang juga menjadi Arsitek Pasar Djohar), Seperti pada bangunan-bangunan rancangannya, gedung ini dirancang sesuai dengan iklim tropis. Bangunan ini terdiri dari 3 lantai.

Pada awalnya gedung ini digunakan oleh Perusahaan Asuransi Hindia Belanda (Nederlandsch Indische Levensverzekering En Lijfrente Maatschappij). Pada masa setelah kemerdekaan gedung ini sempat digunakan sebagai Gedung Pertemuan Warga Semarang, namun dalam perkembangan selanjutnya fungsi gedung dikembalikan lagi sebagai Kantor Asuransi, yaitu menjadi Kantor Asuransi Jiwasraya dan sebagian ruang juga disewakan untuk bangunan perkantoran. Kondisi gedung saat ini masih terawat dengan baik. Gedung ini merupakan gedung yang pertama kali menggunakan teknologi Lift di Semarang atau Jawa Tengah dan DIY, bahkan mungkin di Indonesia.


 Notes :
Sedih kalau melihat perkembangan kota Semarang saat ini, sebagai kota tempat kelahiran, yang semakin hari penataan kotanya terkesan semakin amburadul, sering dirundung banjir dan rob air laut, padahal kalau dilihat dari Blue Print peninggalan Kolonial Belanda, sudah sejak jaman dahulu Semarang dipersiapkan menjadi Kota Besar (Metropolitan).Kawasan Kota Lama dipersiapkan sebagai Kawasan Perkantoran Pemerintahan Hindia Belanda dan Kegiatan Sosial Warga Kota, ada Gereja, Masjid (Masjid yang terkenal di Semarang sebelum Masjid Agung Kauman dibangun adalah "Masjid Menara Kampung Melayu" yang ada di Jalan Layur), Bioskop & Gedung Kesenian, Taman Hiburan, serta Stasiun Kereta Disebelah barat Kawasan kota Lama dijadikan Kawasan Ekonomi dan Bisnis, ada sungai yang Jembatan yang sangat terkenal dengan sebutan "Jembatan Mberok" (berasal dari kata bahasa Belanda "Burg = Jembatan, namun karena lidah orang Jawa yang susah untuk mengucapkan burg sehingga berubah menjadi "Mberok").

Sungai yang pada masa itu menjadi pusat moda transportasi air, dimana disepanjang pinggiran sungai Mberok dulu berdiri pergudangan besar sebagai tempat penyimpanan barang dagangan yang akan yang masuk atau akan keluar Semarang dari Pelabuhan ataupun dari Stasiun Tawang, dari atau ke Kota-Kota besar lainnya pada jaman itu.

Sehingga Titik Nol Semarang ditetapkan didaerah ini, tepatnya didepan Gedung Keuangan (Gedung Papak), selanjutnya ada Kantor Pos, Telpon dan Telegrap urat nadi komunikasi dijaman itu. (yang kemudian dipecah hanya menjadi Kantor Pos, sedang Kantor Telkom dan Telegrap dibangun disamping Gedung Pengadilan Pribumi), Pasar Johar yang merupakan pasar yang megah dan modern di Pulau Jawa pada jamannya, Bank (Gedung Bank Indonesia Lama, didepan Kantor Pos) dan komplek Pertokoan. Kemudian ke arah baratnya lagi ditata sebagai Lokasi Tempat tinggal dan Pusat Pendidikan sepanjang Jl. Bodjong (sekarang Jl. Pemuda), dulu banyak menjadi tempat tinggal Pejabat Hindia Belanda dan orang kaya, ada Hotel du Pavillon (yang kemudian menjadi Hotel Dibya Puri, yang kondisinya sekarang ini tidak terurus dan hampir rubuh), hotel ini dulu merupakan rumah pribadi milik orang belanda dengan halaman luas.

Dijalan ini ada sekolah HBS (Hoogere BurgerSchool, sekolah untuk anak-anak Pejabat Hindia Belanda, baik yang keturunan asli Belanda, campuran ataupun anak orang kaya dan Keturunan Raja seperti Sri Sultan Hamengkubuwono IX pernah bersekolah di situ, yang sekarang menjadi Gedung Sekolah SMA 3 Semarang).

Sesuai perkembangan kota Semarang yang menjadi kota besar dan pusat moda transportasi Kereta Api, pada tahun 1904 dibangun Kantor pusat perusahaan kereta api (trem) Hindia Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag, yang sekarang terkenal dengan nama "Lawang Sewu".

Kearah Selatan atau naik ke Semarang atas, difungsikan untuk area Rumah Sakit ada Rumah Sakit Elizabeth, RS. William Booth, dan RS. Kariadi (dulu dikenal dengan nama CBZ = Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting) dan juga untuk tempat peristirahatan dan tempat hunian terlihat ada komplek Perumahan Elit didaerah Candi, yang sampai sekarang masih ada peninggalan Bangunan model Hindia Belanda, didaerah ini juga terdapat Tempat Pemakaman Warga Belanda.

Namun membandingkan dengan realita Semarang saat ini, sangat berbeda dengan Perencanaan dan Penataan Kota Semarang yang dibuat oleh Pemerintah Hindia Belanda, yang seharusnya bisa menjadi sebuah kota Besar yang tertata Rapi, bukan kota yang mulai terkesan ruwet dan semakin ketinggalan dengan kota-kota besar lainnya. (Tempat-tempat lainnya yang disebut sekilas diatas semoga akan diulas lebih dalam ditulisan selanjutnya).

 Semarang 01 Januari 2014
Tulisan tentang tempat-tempat bersejarah di Semarang.

1 komentar:

  1. Hard Rock Hotel & Casino Kansas City - Mapyro
    This 광명 출장마사지 smokey Harrah's Kansas City 안동 출장마사지 casino 창원 출장안마 is located in Kansas City, Missouri, 과천 출장마사지 near Kansas 제천 출장안마 City International Airport and over 1,500 hotels. It also features over 2,200

    BalasHapus