Kamis, 27 Februari 2014

CANDI IJO, JOGJA


Kebudayaan nenek moyang kita sungguh Adi Luhung, kadang kita sering tidak menyadari bahwa Negara Kita, Indonesia, adalah Negara yg sejak berabad-abad yg lampau sudah memiliki kebudayaan dan seni yang sangat tinggi, selain serat kuno ataupun prasasti yg bisa menjadi referensi tentang keadaan sosial dan budaya masyarakat jaman dahulu, kita juga bisa melihat petilasan ataupun peninggalan Budaya yg sangat luar biasa, yg secara kasat Mata bisa kita lihat yaitu berupa Bangunan Candi.


Bagi orang yg memiliki kemampuan ataupun keahlian tentang sejarah masa lampau, dari bangunan candi dapat ditemukan jejak catatan sejarah yg bisa menceritakan keadaan sosial dan budaya pada jaman dahulu, yg bisa dilihat dari relief dan bentuk bangunan candi tersebut dimana dapat menceritakan sejarah dan kebudayaan bahkan juga tatanan masyarakat pada jaman candi tersebut dibangun. Terus terang saja saya pribadi tidak ahli dalam membaca Serat dan prasasti apalagi relief, ornamen dan bentuk bangunan candi, disini saya hanya ingin sekedar membagi info dan mengajak untuk mengagumi dan menyadari bahwa Indonesia sejak jaman dahulu sudah memiliki budaya, seni dan peradaban yg sangat luar biasa bahkan pengetahuan yg sangat tinggi dan juga mengajak untuk melestarikan peninggalan sejarah, terlepas dari segala masalah keyakinan.






Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9, merupakan Candi jaman Hindu, terdiri Satu Candi Utama dan 3 Candi Perwara, berdiri di sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Hijau atau Gumuk Ijo, yang ketinggiannya sekitar 410 m di atas permukaan laut. Karena ketinggiannya, maka bukan saja bangunan candi yang bisa dinikmati tetapi juga pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras seperti di daerah pertanian dengan kemiringan yang curam. Meski bukan daerah yang subur, pemandangan alam di sekitar candi sangat indah untuk dinikmati.





Ragam bentuk seni rupa dijumpai sejak pintu masuk bangunan yang tergolong candi Hindu ini. Tepat di atas pintu masuk terdapat kala makara dengan motif kepala ganda dan beberapa atributnya. Motif kepala ganda dan atributnya yang juga bisa dijumpai pada candi Buddha menunjukkan bahwa candi itu adalah bentuk akulturasi kebudayaan Hindu dan Buddha. Beberapa candi yang memiliki motif kala makara serupa antara lain Ngawen, Plaosan dan Sari.




Untuk sampai ke lokasi Candi Ijo, dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil, Candi Ijo masih satu wilayah dg candi yg ada di Prambanan, seperti, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Plaosan, Candi Kalasan, Candi Ratu Boko dll. Lokasi Candi Ijo tepat diatas Perbukitan dari Candi Ratu Boko, banyak papan penunjuk jalan yg akan memandu kita kesana, dg catatan kita akan sering melewati tanjakan yg lumayan untuk sampai ke lokasi. Lokasi candi sangat bersih dan terawat dan saat saya kesana sedang dilakukan proses perawatan.



Jogja, Candi Ijo
4 Januari 2014

Notes : Untuk masuk ke Candi Ijo, pengujung harus mengisi Buku Tamu yg ada di Pos penjaga Candi Ijo, dan tidak ditentukan harus bayar berapa Rupiah hanya iuran sukarela, tidak seperti yg diperlakukan di Candi Ratu Boko dimana per orang dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 25.000,- (Candi Ratu Boko dalam satu manajemen Pengelolaannya dg Candi Prambanan dan Borobudur)

1 komentar: