Rabu, 26 Februari 2014

STASIUN BESAR TAWANG - SEMARANG

SERIAL MENGENAL
(ANDAI BISA PERDULI)
SEJARAH SEMARANG




Membahas Stasiun Tawang, tidak lepas dari sejarah perkembangan Per kereta-Api an di Semarang atau Pulau Jawa pada khususnya dan Indonesia pada umum. Semarang merupakan kota yang pertama kali di Indonesia yang memiliki Kereta Api, Jalur Kereta Api dan Stasiun Kereta Api. Sejarah Kereta Api di Kota Semarang Justru dibangun oleh perusahaan Swasta bukan oleh Pemerintah Hindia Belanda, dan tidak Tanggung-tanggung ada 3 perusahaan swasta yang mengantongi ijin untuk membuat jalur dan melayani transportasi dari dan menuju keluar Semarang. Hal ini berhubungan dengan rencana pengembangan Kota Semarang sebagai kota pelabuhan terbesar di Pulau Jawa dan menjadi Kota Perdagangan terbesar di Pulau Jawa oleh Pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, itulah sebabnya Pelabuhan Semarang diberi nama Pelabuhan Tanjung Mas.


Stasiun Tawang Pada Tahun 1920



Ketiga Perusahaan Kereta Api tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda melayani Rute yg terpisah, masing-masing berdiri sendiri ; NIS, SJS dan SJS.


Maskapai NIS
(Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij)


adalah perusahaan swasta yang pertama kali melayani transportasi Kereta Api, dengan Rute Semarang-Tanggung (Tanggungharjo, Grobogan). Pada tahun 1867 mulai diresmikan oleh Gubernur Jenderal Sloet van Den Beler, bermula dari STASIUN SAMARANG NIS (orang Belanda pada Jaman itu menyebut Semarang dengan pengucapan Samarang) yang terletak di Pengapon atau Tambaksari, Kelurahan Kemijen, sampai ke STASIUN TANGGUNG. Jarak antara Stasiun Semarang NIS sampai ke Stasiun Tanggung sekitar 25 Km, yang melewati juga Stasiun Alastuwo. Stasiun Brumbung, Stasiun Gundhi.



Stasiun Kedungjati yang dibangun dikemudian hari. Sejak tahun 1868 untuk pertama kalinya Kereta Api yang mengangkut penumpang diresmikan yang melayani jalur Semarang-Tanggung. Pada Tahun 1873 Jalur kereta ini diperpanjang sampai ke Solo bahkan akhirnya menyambung sampai ke Jogja. Dengan semakin berkembangnya Maskapai NIS dibutuhkan sebuah Kantor yang bisa digunakan sebagai pusat kegiatan usaha maskapai, Sehingga pada Tahun 1908 dimulainya pembangunan kantor tersebut, dikerjakan oleh Arsitek Prof. Klinkkaner dan Quendaag, pada tahun 1920 Kantor tersebut diresmikan dengan sebagai Kantor pusat Maskapai NIS yang sekarang ini lebih dikenal dengan bama "LAWANG SEWU" (Sejarah Lawang Sewu akan dibahas dalam tulisan tersendiri). Luas Stasiun Samarang NIS dahulu lebih luas dari pada Stasiun Tawang yang sekarang, karena pada waktu itu stasiun ini berfungsi juga sebagai depo lokomotif, depo gerbong, kantor dan juga untuk fasilitas pergudangan, sehingga dahulu area sekitarnya disebut juga dengan daerah Spoorland. Pada tahun 1914 fungsi stasiun Semarang NIS Pengapon ini diambil alih oleh Stasiun Tawang, untuk selanjutnya hanya difungsikan sebagai Stasiun Gudang dan Depo perbaikan, seiring waktu stasiun ini tenggelam oleh Rob atau pasang air laut yang semakin hari semakin parah, daerah stasiun ini berubah menjadi tambak dan pada tahun 2008 oleh Pemerintah resmi ditutup.



Maskapai SJS
(Samarang Joana Stoomstram Maatschappij)

Adalah Maskapai Kereta Api nomor dua di Semarang. Pada tahun 1882 SJS mulai melayani jalur Semarang-Juana yang melalui kawasan Rembang, Demak, Kudus, dan Pati, yang kemudian diperpanjang sampai ke Blora dengan rute Semarang-Rembang-Blora dan lantas berlanjut ke Cepu. Stasiun Jurnatan dibangun di Joernatanweg (sekarang Jalan Agus Salim), karena pada masa itu letaknya di tengah kota, Stasiun Jurnatan disebut juga Central Station. Awalnya bangunan Stasiun Jurnatan hanyalah terbuat dari bangunan kayu sederhana. Namun pada tahun 1913 bangunan tersebut dibongkar dan digantikan bangunan baru yang besar dan megah.



Bangunan baru Stasiun Jurnatan memiliki konstruksi atap dari baja dan kaca. SJS lalu membuka lin baru antara Jurnatan-Bulu dan Jurnatan-Jomblang. Ini terjadi pada permulaan tahun 1883. Sangat disayangkan karena kalah persaingan dengan bus pada waktu itu maka pada tahun 1974, stasiun Jurnatan dan jalur Semarang Juana ditutup dialihkan ke Stasiun Tawang, yang selanjutnya difungsikan sebagai Terminal Bus Semarang sampai awal tahun 80 an, namun pada akhirnya stasiun ini dirubuhkan dan dibangun komplek pertokoan yang diresmikan pada tahun 1986.


Maskapai SCS
(Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij)

adalah Perusahaan Kereta Api nomor 3, dengan rute Semarang-Cirebon, Pertama kali stasiun yang digunakan ada di kawasan Pendrikan Lor, di sebelah utara Jalan Indrapasta, pada tahun 1897 dibangun stasiun Pendrikan. Stasiun ini dibangun oleh SCS untuk membuka jalur kereta dari Semarang ke Cirebon. Stasiun ini berfungsi hanya sampai tahun 1914 ketika stasiun SCS yang baru di Poncol selesai dibangun dan mulai beroperasi. Namun daripada disebut stasiun, Pendrikan lebih tepat disebut sebagai halte. Awalnya stasiun ini memang tidak dirancang sebagai tempat naik dan turun penumpang. Pada awalnya para penumpang SCS mengawali dan mengakhiri perjalanannya di stasiun Jurnatan milik Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS). Saat ini stasiun Pendrikan telah berubah drastis menjadi sebuah daerah pemukiman penduduk yang padat. Tak heran jika tak banyak warga Semarang yang tahu bahwa dulu di Pendrikan pernah ada Stasiun Kereta Api.



Stasiun baru milik SCS yang terdapat di kawasan Poncol resmi dioperasikan sejak 6 Agustus 1914. Stasiun ini juga dikenal sebagai Stasiun Semarang – West karena letaknya di sebelah pinggir barat Kota Semarang. Stasiun Poncol yang memiliki sebuah jam yang berada di puncak bangunan dirancang oleh Henry Maclaine – Pont. Bagian tengah bangunan stasiun yang merupakan pintu masuk utama dihiasi dengan ubin berwarna hitam dan abu-abu. Pada panel di kiri dan kanan bangun terdapat lambang SCS dan angka tahun 1914 terbuat dari ubin hitam dan keemasan. Sayangnya saat ini semua ornamen itu sudah tidak ada lagi. Selain itu, peron yang semula terbuka sekarang tertutup dinding sehingga kesan ringan bangunan hilang. Saat ini stasiun yang pada masa itu lebih dikenal sebagai Stasiun Semarang – West ini dinamakan stasiun Semarang Poncol. Stasiun Poncol merupakan stasiun pemberangkatan dan kedatangan KA kelas ekonomi.



Pada masa pendudukan Jepang, Kekaisaran Jepang mengubah gauge rel di stasiun Tawang dan Stadiun Gudang yang semula 1435 mm menjadi 1067 mm. Begitu Indonesia merdeka pada tahun 1945, stasiun ini diambil alih oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), perusahaan yang dibentuk pemerintah Indonesia yang sekarang telah berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia Persero. Sehingga Stasiun Besar Tawang dan Stasiun Gudang dapat dihubungkan dengan Stasiun Poncol, sehingga jalur Semarang, Surabaya, Cirebon dan Jakarta bisa dihubungkan.





#selalu ada inspirasi dalam setiap peristiwa


Image hitam putih :
COLLECTIE TROPENMUSEUM
Wikipedia

2 komentar:

  1. Maaf pak saya sangat tertarik dengan kereta api khususnya di semarang. Rencana ingin mengkaji lebih dalam mengenai perkembangan kereta api. Bapak punya dokumentasi atau data-data mengenai Perkeretaapian di Semarang kah?

    BalasHapus
  2. Maaf pak saya sangat tertarik dengan kereta api khususnya di semarang. Rencana ingin mengkaji lebih dalam mengenai perkembangan kereta api. Bapak punya dokumentasi atau data-data mengenai Perkeretaapian di Semarang kah?

    BalasHapus